My Album

My Album
Nice Snap shot

Thursday, December 30, 2010

Tahun Baru Momentun tuk Bermuhasabah

Maha suci Allah yang telah menciptakan sistem siklus kehidupan, malam berganti siang, hari berlalu menyusun minggu, hitungan bulan membentuk tahun. Tahun baru 1 Muharram 1430 Hijrah kini tiba. Berbagai acara digelar untuk menyambutnya, seperti seminar, Tablig Akbar, diskusi dan lain sebagainya.
Tahun baru adalah momentum yang baik sebagai sarana untuk melakukan introspeksi diri muhasabah atau evaluasi diri, sejauh mana keinginan kita untuk menemukan dan memperbaiki berbagai kekurangan kita di masa lalu serta sejauh mana waktu dan kesempatan yang telah diberikan oleh Allah SWT dalam mengarungi kehidupan ini untuk dimanfaatkan dan lebih bermakna, berkaitan dengan hubungan manusia dengan Sang Khalik maupun antara manusia dengan sesama manusia serta alam semesta.
Pergantian tahun terkadang begitu saja berlalu, tanpa sedikitpun memberikan kesan dan pelajaran. Seolah-olah hidup tak lebih dari sekedar menikmati hak yang diberikan Allah SWT, tanpa nilai tanpa tanggungjawab.Betapa banyak peluang yang terbuang. Betapa banyaknya waktu berlalu tanpa nilai. Maha benar Allah dalam firman-Nya, “Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya menaati kebenaran dan menatapi kesabaran,” (QS.103:1-3).
Sejauh apa pun waktu ke depan, jauh lebih dekat daripada satu detik yang lalu.Karena waktu yang berlalu walaupun satu detik tidak akan bisa dimanfaatkan lagi dan tidak pernah kembali.Ia sudah jauh meninggalkan kita.Begitupun dengan berbagai kesempatan yang kita miliki. Kalau kesempatan itu lewat maka hilanglah sudah momentum yang bisa diambil, karena belum tentu kita bisa berjumpa pada hari esok.Kalau kita menganggap remeh sebuah ruang waktu, sebenarnya kita sedang membuang sebuah kesempatan. Kalau pergi, kesempatan tidak akan kembali. Ia akan pergi bersama berlalunya waktu.
Saatnya orang-orang beriman memaknai waktu.Orang beriman akan bilang waktu adalah pahala. Sejatinya memaknai waktu dengan berbagai aktifitas dakwah dan rutinitas beramal, baik amal ibadah maupun amal sosial.Rasulullah bersabda ” Sebaik-baik manusia ialah orang yang dipanjangkan umurnya dan banyak amal ibadahnya”.
Banyak hal yang bisa kita lakukan di dalam mengimplementasikan mengisi ruang waktu. Begitu banyak hal yang kita bisa perbuat di dalam memaknai dan mewarnai segala aspek kehidupan kita, dalam rangka pencapaian kualitas amal.Kondisi bangsa dan Negara yang dilanda krisis multi dimensi, krisis moral serta terjadinya peristiwa musibah dan bencana yang silih berganti, dapat dijadikan untuk bermuhasabah, kenapa hal itu bisa terjadi. Kalau kita mengutip syair Ebiet G Ade, bahwa peristiwa demi peristiwa itu terjadi karena “…mungkin tuhan mulai bosan melihat tingkah kita yang selalu salah dan bangga dengan dosa-dosa…”.
Keterpurukan kita saat ini sangat jelas antara lain karena terjadinya disharmoni hubungan komunikasi kita dengan Allah dan buruknya hubungan kita sesama, Buruknya muamalah kita sebenarnya berkaitan erat dengan renggangnya hubungan kita kepada Allah. Banyak dari kita berpaling dari-Nya, sehingga berakibat buruk nya pergaulan kita dengan sesama.Dengan semakin baiknya Hablun minallah wa hablun minannas akan membangun solidaritas dan soliditas yang tangguh.Atas dasar inilah Allah akan memberikan pertolongan kepada kita. Ingatlah sesungguhnya pertolongan Allah amatlah dekat,”(QS Al-Baqarah:214.)
Allah SWT dalam menimpakan peristiwa krisis multi dimensi, musibah dan bencana, tidak hanya pada hambanya yang kufur tetapi juga terjadi pada hambanya yang beriman.Kalau hal itu terjadi pada hambanya yang kufur, maka itu adalah azab.Akan tetapi kalau terjadi pada hambanya yang beriman, maka hal itu adalah ujian sampai sejauh mana hamba dapat menerima ujian dengan penuh kesabaran dan ketaqwaan.Akibat kesabaran itu Allah menjanjikan ganjaran surga hari kelak.
Menjelang pergantian tahun baru, perlu menjadi perenungan kita untuk bermuhasabah, Apakah kita termasuk orang-orang yang bergelimpangan dosa ?. kalau ya, sudah saatnya kita berhijrah kearah taubatan nasuha dalam rangka pencapaian kualitas keimanan dan ketaqwaan kita.Tetapi kalau kita termasuk golongan orang yang beriman maka sudah saatnya kita lebih meningkatkan ketaqwaan kita kepada Allah SWT .”Hai orang-orang yang beriman bertaqwalah kepada Allah, dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah ia perbuat untuk hari esok (akhirat),Sesungguhnya Allah maha mengetahui apa yang kamu kerjakan,” (QS Al-Hasyr:19).
Betapapun buruknya kondisi kita, Rasululullah SAW tidak pernah mengajarkan kepada ummatnya untuk putus asa, karena keikhlasan dan harapan menjemput keridhaan Allah SWT. Kekayaan inilah yang hilang dari tubuh ummat ini. Harus diakui para ulama dan aktifis dakwah nyatanya tidak cukup mengajarkan keikhlasan dalam bentuk kata-kata.Ironisnya lagi tak jarang berbagai dalil agama dikutip hanya untuk kepentingan sesaat. Sebab lain, adalah kelemahan iman yang menguasai hampir seluruh elemen ummat, baik lemah karena maksiat. Kelemahan akibat riya ataupun karena enggan berbuat.
Bagi yang tidak mengalami musibah dan bencana, terdapat hikmah dibalik peristiwa itu yang bisa dijadikan ajang dakwah dan berinvestasi amal, yakni membangkitkan semangat solidaritas dan kemanusiaan kita, membangkitkan perasaan empati dan keprihatinan dalam bentuk fikiran, waktu, tenaga dan materi kita terhadap sesama ummat.” Hai orang-orang yang beriman, sukakah kamu aku tunjukkan suatu perniagaan yang dapat menyelamatkan kamu dari azab yang pedih ? yaitu kamu beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwamu.Itulah yang lebih baik bagimu jika kamu mengetahuinya,”(QS Ash-Shaf:10-11).
Pergantian tahun sebenarnya memiliki makna berkurangnya jatah waktu, bertambahnya umur, semakin dekat dengan kematian dan semakin dekat dunia kiamat.Begitu banyak waktu terbuang, mengisi hari-hari hanya digunakan untuk santai, hura-hura, pesta pora, bahkan kadang digunakan untuk kemaksiatan,nauzubillahi min zalik. Betapa kita lebih mudah menghitung kelalaian dan kemaksiatan yang kita kerjakan daripada keshalihan yang kita tularkan .
Betapa banyak dosa yang telah menggumpal pekat dalam qalbu kita tanpa disadari. “Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa kepada Allah, lalu Allah menjadikan mereka lupa kepada diri mereka sendiri.Mereka itulah orang-orang yang fasik,” (QS Al-Hasyr: 19). Padahal kalau dihitung amal kita akan terlihat sedikit jika dibandingkan dengan kesibukan rutinitas kita. Umar bin Khattab pernah mengatakan “Hitunglah amalmu sebelum Allah SWT yang menghitungnya di hari hisab”.
Satu pertanyaan yang perlu menjadi perenungan kita, berapa banyak porsi waktu yang kita gunakan untuk beribadah dan beramal saleh kepada Allah SWT.Kuantitas dan kualitas amal sangat penting dipersiapkan dalam rangka menghadapi etafe kehidupan selanjutnya setelah kehidupan di dunia.”…Dan pada hari itu diperlihatkan neraka jahanam; dan pada hari itu ingatlah manusia, akan tetapi tidak berguna lagi mengingat itu baginya.Dia mengatakan : alangkah baiknya kiranya aku dahulu mengerjakan (amal saleh) untuk hidupku ini.” (QS 89:23-24).
Marilah kita menjadikan pergantian tahun sebagai Starting Point dalam peningkatan kualitas dan kuantitas amal kita dalam rangka pencapaian derajat keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT, semoga prestasi amal dalam segala aspek kehidupan kita jauh lebih baik daripada tahun-tahun sebelumnya.Dengan masuknya tahun baru hijriah, selayaknya dihayati secara khusus sebagai upaya kebersahajaan dari masing-masing kita untuk merenungkan kelalaian dan kekeliruan, seraya berfikir tentang perubahan bagi diri, keluarga, masyarakat dan negeri kita.
Selaksa harapan, kita bumbungkan untuk menjemput hari esok yang lebih cerah, tetap optimis, meski di tengah krisis multi dimensi. Hari ini jauh lebih baik dari hari kemarin dan hari esok jauh lebih baik dari hari ini.
Selamat Tahun Baru 2011

No comments:

Post a Comment