My Album

My Album
Nice Snap shot

Friday, December 31, 2010

DOA AKHIR TAHUN

بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم
Bismillaahir-rahmaanir-rahiim
Wa sallallaahu ‘ala sayyidinaa wa maulaanaa Muhammadiw wa ‘alaa aalihi wa sahbihii wa sallam.
Allaahumma maa ‘amiltu fi haazihis-sanati mimmaa nahaitani ‘anhu fa lam atub minhu wa lam tardahuu
wa lam tansahuu wa halimta ‘alayya ba’da qudratika ‘alaa uquubati wa da’autani ilattaubati minhu
ba’da jur’ati alaa ma’siyatika fa inni astagfiruka fagfirlii wa maa ‘amiltu fiihaa mimma tardaahu wa
wa’attani ‘alaihis-sawaaba fas’alukallahumma yaa kariimu yaa zal-jalaali wal ikraam,an tataqabbalahuu

minni wa laa taqta’ rajaa’i minkaa yaa kariim, wa sallallaahu ‘alaa sayyidinaa Muhammadiw wa ‘alaa ‘aalihii wa sahbihii wa sallam

Artinya:

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
Semoga Allah melimpahkan rahmat dan keselamatan kepada junjungan kami nabi Muhammad SAW,
beserta para keluarga dan sahabatnya.
Ya Allah,segala yang telah ku kerjakan selama tahun ini dari apa yang menjadi larangan-Mu,sedang kami belum bertaubat,padahal Engkau tidak melupakannya dan Engkau bersabar (dengan kasih sayang-Mu), yang sesungguhnya Engkau berkuasa memberikan siksa untuk saya,dan Engkau telah mengajak saya untuk bertaubat sesudah melakukan maksiat.Karena itu ya Allah, saya mohon ampunan-Mu dan berilah ampunan kepada saya dengan kemurahan-Mu.
Segala apa yang telah saya kerjakan, selama tahun ini, berupa amal perbuatan yang Engkau ridhai

dan Engkau janjikan akan membalasnya dengan pahala, saya mohon kepada-Mu, wahai Dzat Yang Maha Pemurah, wahai Dzat Yang Mempunyai Kebesaran dan Kemuliaan,semoga berkenan menerima amal kami dan semoga Engkau tidak memutuskan harapan kami kepada-Mu, wahai Dzat Yang Maha Pemurah.
Dan semoga Allah memberikan rahmat dan kesejahteraan atas penghulu kami Muhammad,keluarga dan sahabatnya.

Amin yaa rabbal ‘alamin.

nb : Doa akhir tahun dibaca waktu Ashar, sesudah sholat Ashar.

Thursday, December 30, 2010

Tahun Baru Momentun tuk Bermuhasabah

Maha suci Allah yang telah menciptakan sistem siklus kehidupan, malam berganti siang, hari berlalu menyusun minggu, hitungan bulan membentuk tahun. Tahun baru 1 Muharram 1430 Hijrah kini tiba. Berbagai acara digelar untuk menyambutnya, seperti seminar, Tablig Akbar, diskusi dan lain sebagainya.
Tahun baru adalah momentum yang baik sebagai sarana untuk melakukan introspeksi diri muhasabah atau evaluasi diri, sejauh mana keinginan kita untuk menemukan dan memperbaiki berbagai kekurangan kita di masa lalu serta sejauh mana waktu dan kesempatan yang telah diberikan oleh Allah SWT dalam mengarungi kehidupan ini untuk dimanfaatkan dan lebih bermakna, berkaitan dengan hubungan manusia dengan Sang Khalik maupun antara manusia dengan sesama manusia serta alam semesta.
Pergantian tahun terkadang begitu saja berlalu, tanpa sedikitpun memberikan kesan dan pelajaran. Seolah-olah hidup tak lebih dari sekedar menikmati hak yang diberikan Allah SWT, tanpa nilai tanpa tanggungjawab.Betapa banyak peluang yang terbuang. Betapa banyaknya waktu berlalu tanpa nilai. Maha benar Allah dalam firman-Nya, “Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya menaati kebenaran dan menatapi kesabaran,” (QS.103:1-3).
Sejauh apa pun waktu ke depan, jauh lebih dekat daripada satu detik yang lalu.Karena waktu yang berlalu walaupun satu detik tidak akan bisa dimanfaatkan lagi dan tidak pernah kembali.Ia sudah jauh meninggalkan kita.Begitupun dengan berbagai kesempatan yang kita miliki. Kalau kesempatan itu lewat maka hilanglah sudah momentum yang bisa diambil, karena belum tentu kita bisa berjumpa pada hari esok.Kalau kita menganggap remeh sebuah ruang waktu, sebenarnya kita sedang membuang sebuah kesempatan. Kalau pergi, kesempatan tidak akan kembali. Ia akan pergi bersama berlalunya waktu.
Saatnya orang-orang beriman memaknai waktu.Orang beriman akan bilang waktu adalah pahala. Sejatinya memaknai waktu dengan berbagai aktifitas dakwah dan rutinitas beramal, baik amal ibadah maupun amal sosial.Rasulullah bersabda ” Sebaik-baik manusia ialah orang yang dipanjangkan umurnya dan banyak amal ibadahnya”.
Banyak hal yang bisa kita lakukan di dalam mengimplementasikan mengisi ruang waktu. Begitu banyak hal yang kita bisa perbuat di dalam memaknai dan mewarnai segala aspek kehidupan kita, dalam rangka pencapaian kualitas amal.Kondisi bangsa dan Negara yang dilanda krisis multi dimensi, krisis moral serta terjadinya peristiwa musibah dan bencana yang silih berganti, dapat dijadikan untuk bermuhasabah, kenapa hal itu bisa terjadi. Kalau kita mengutip syair Ebiet G Ade, bahwa peristiwa demi peristiwa itu terjadi karena “…mungkin tuhan mulai bosan melihat tingkah kita yang selalu salah dan bangga dengan dosa-dosa…”.
Keterpurukan kita saat ini sangat jelas antara lain karena terjadinya disharmoni hubungan komunikasi kita dengan Allah dan buruknya hubungan kita sesama, Buruknya muamalah kita sebenarnya berkaitan erat dengan renggangnya hubungan kita kepada Allah. Banyak dari kita berpaling dari-Nya, sehingga berakibat buruk nya pergaulan kita dengan sesama.Dengan semakin baiknya Hablun minallah wa hablun minannas akan membangun solidaritas dan soliditas yang tangguh.Atas dasar inilah Allah akan memberikan pertolongan kepada kita. Ingatlah sesungguhnya pertolongan Allah amatlah dekat,”(QS Al-Baqarah:214.)
Allah SWT dalam menimpakan peristiwa krisis multi dimensi, musibah dan bencana, tidak hanya pada hambanya yang kufur tetapi juga terjadi pada hambanya yang beriman.Kalau hal itu terjadi pada hambanya yang kufur, maka itu adalah azab.Akan tetapi kalau terjadi pada hambanya yang beriman, maka hal itu adalah ujian sampai sejauh mana hamba dapat menerima ujian dengan penuh kesabaran dan ketaqwaan.Akibat kesabaran itu Allah menjanjikan ganjaran surga hari kelak.
Menjelang pergantian tahun baru, perlu menjadi perenungan kita untuk bermuhasabah, Apakah kita termasuk orang-orang yang bergelimpangan dosa ?. kalau ya, sudah saatnya kita berhijrah kearah taubatan nasuha dalam rangka pencapaian kualitas keimanan dan ketaqwaan kita.Tetapi kalau kita termasuk golongan orang yang beriman maka sudah saatnya kita lebih meningkatkan ketaqwaan kita kepada Allah SWT .”Hai orang-orang yang beriman bertaqwalah kepada Allah, dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah ia perbuat untuk hari esok (akhirat),Sesungguhnya Allah maha mengetahui apa yang kamu kerjakan,” (QS Al-Hasyr:19).
Betapapun buruknya kondisi kita, Rasululullah SAW tidak pernah mengajarkan kepada ummatnya untuk putus asa, karena keikhlasan dan harapan menjemput keridhaan Allah SWT. Kekayaan inilah yang hilang dari tubuh ummat ini. Harus diakui para ulama dan aktifis dakwah nyatanya tidak cukup mengajarkan keikhlasan dalam bentuk kata-kata.Ironisnya lagi tak jarang berbagai dalil agama dikutip hanya untuk kepentingan sesaat. Sebab lain, adalah kelemahan iman yang menguasai hampir seluruh elemen ummat, baik lemah karena maksiat. Kelemahan akibat riya ataupun karena enggan berbuat.
Bagi yang tidak mengalami musibah dan bencana, terdapat hikmah dibalik peristiwa itu yang bisa dijadikan ajang dakwah dan berinvestasi amal, yakni membangkitkan semangat solidaritas dan kemanusiaan kita, membangkitkan perasaan empati dan keprihatinan dalam bentuk fikiran, waktu, tenaga dan materi kita terhadap sesama ummat.” Hai orang-orang yang beriman, sukakah kamu aku tunjukkan suatu perniagaan yang dapat menyelamatkan kamu dari azab yang pedih ? yaitu kamu beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwamu.Itulah yang lebih baik bagimu jika kamu mengetahuinya,”(QS Ash-Shaf:10-11).
Pergantian tahun sebenarnya memiliki makna berkurangnya jatah waktu, bertambahnya umur, semakin dekat dengan kematian dan semakin dekat dunia kiamat.Begitu banyak waktu terbuang, mengisi hari-hari hanya digunakan untuk santai, hura-hura, pesta pora, bahkan kadang digunakan untuk kemaksiatan,nauzubillahi min zalik. Betapa kita lebih mudah menghitung kelalaian dan kemaksiatan yang kita kerjakan daripada keshalihan yang kita tularkan .
Betapa banyak dosa yang telah menggumpal pekat dalam qalbu kita tanpa disadari. “Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa kepada Allah, lalu Allah menjadikan mereka lupa kepada diri mereka sendiri.Mereka itulah orang-orang yang fasik,” (QS Al-Hasyr: 19). Padahal kalau dihitung amal kita akan terlihat sedikit jika dibandingkan dengan kesibukan rutinitas kita. Umar bin Khattab pernah mengatakan “Hitunglah amalmu sebelum Allah SWT yang menghitungnya di hari hisab”.
Satu pertanyaan yang perlu menjadi perenungan kita, berapa banyak porsi waktu yang kita gunakan untuk beribadah dan beramal saleh kepada Allah SWT.Kuantitas dan kualitas amal sangat penting dipersiapkan dalam rangka menghadapi etafe kehidupan selanjutnya setelah kehidupan di dunia.”…Dan pada hari itu diperlihatkan neraka jahanam; dan pada hari itu ingatlah manusia, akan tetapi tidak berguna lagi mengingat itu baginya.Dia mengatakan : alangkah baiknya kiranya aku dahulu mengerjakan (amal saleh) untuk hidupku ini.” (QS 89:23-24).
Marilah kita menjadikan pergantian tahun sebagai Starting Point dalam peningkatan kualitas dan kuantitas amal kita dalam rangka pencapaian derajat keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT, semoga prestasi amal dalam segala aspek kehidupan kita jauh lebih baik daripada tahun-tahun sebelumnya.Dengan masuknya tahun baru hijriah, selayaknya dihayati secara khusus sebagai upaya kebersahajaan dari masing-masing kita untuk merenungkan kelalaian dan kekeliruan, seraya berfikir tentang perubahan bagi diri, keluarga, masyarakat dan negeri kita.
Selaksa harapan, kita bumbungkan untuk menjemput hari esok yang lebih cerah, tetap optimis, meski di tengah krisis multi dimensi. Hari ini jauh lebih baik dari hari kemarin dan hari esok jauh lebih baik dari hari ini.
Selamat Tahun Baru 2011

Monday, December 6, 2010

Prayer of Love at the beggining of the year (1 Muharram 1432H)

Ya Allah….

Seandainya telah Engkau catatkan… Dia milikku tercipta buatku… Satukanlah hatinya dengan hatiku… Titipkanlah kebahagian antara kami…. agar kemesraan itu abadi… Dan ya Allah… ya tuhanku yang maha mengasihi… Seiringkanlah kami melayari hidup ini… Ketepian yang sejahtera dan abadi…

Tetapi ya Allah… Seandainya telah Engkau takdirkan…. dia bukan miliku… Bawalah ia jauh dari pandanganku…. Luputkanlah ia dari ingatanku… Dan peliharalah aku dari kekecewaan….

Serta ya Allah ya tuhanku yang maha mengerti….

Berikanlah aku kekuatan… Melontar bayangannya jauh ke dada langit… Hilang bersama senja nan merah.. agarku bisa bahagia… Walaupun tanpa bersama dengannya…

Dan ya Allah yang tercinta… Gantillah yang telah hilang…. Tumbuhkanlah kembali yang telah patah… Walaupun tidak sama dengan dirinya…

Ya Allah ya tuhanku… Pasrahkanlah aku dengan takdirMu… Sesungguhnya apa yang telah Engkau takdirkan… Adalah yang terbaik buat ku…. karena Engkau maha mengetahui… Segala yang terbaik buat hamba Mu ini…

Ya Allah… Cukuplah Engkau sahaja yang menjadi pemeliharaku… Di dunia dan di akhirat… Dengarlah rintihan dari hamba Mu yang daif ini… Jangan engkau biarkan aku sendirian… Di dunia ini maupun di akhirat… Menjuruskan aku kearah kemaksiatan dan kemungkaran… Maka kurniakanlah aku seorang pasangan yang beriman… Supaya aku dan dia sama2 dapat membina Kesejahteraan hidup… Ke jalan yang Engkau ridhoi… dan kurniakanlah padaku keturunan yang soleh & solehah….

Amin.. Ya Rabbal A’lamin. .

Monday, November 22, 2010

Special day: Tuesday, November 23th, 2010 (@2-3 a.m)

I would like to let everyone know that on this date is a extremely special day for me & him and we'll never forget this day.
I love U a lot 4131 E. :DDDDDDD

Sunday, November 21, 2010

Inspiring Story (Mengapa kau memilih Dia)

Semoga ini bisa jadi pertimbangan ketika kalian memilih siapa yg bakal jadi suami kalian nanti :D


Setiap kali ada teman yang mau menikah, saya selalu mengajukan pertanyaan yang sama. Kenapa kamu memilih dia sebagai suamimu/istrimu? Jawabannya sangat beragam. Dari mulai jawaban karena Allah hingga jawaban duniawi (cakep atau tajir :D manusiawi lah :P). Tapi ada satu jawaban yang sangat berkesan di hati saya. Hingga detik ini saya masih ingat setiap detail percakapannya. Jawaban salah seorang teman yang baru saja menikah. Proses menuju pernikahannya sungguh ajaib. Mereka hanya berkenalan 2 bulan. Lalu memutuskan menikah. Persiapan pernikahan hanya dilakukan dalam waktu sebulan saja. Kalau dia seorang akhwat, saya tidak akan heran. Proses pernikahan seperti ini sudah lazim. Dia bukanlah akhwat, sama seperti saya. Satu hal yang pasti, dia tipe wanita yang sangat berhati-hati dalam memilih suami. Trauma dikhianati lelaki membuat dirinya sulit untuk membuka diri. Ketika dia memberitahu akan menikah, saya tidak menanggapi dengan serius. Mereka berdua baru kenal sebulan. Tapi saya berdoa, semoga ucapannya menjadi kenyataan. Saya tidak ingin melihatnya menangis lagi.
Sebulan kemudian dia menemui saya. Dia menyebutkan tanggal pernikahannya. Serta memohon saya untuk cuti, agar bisa menemaninya selama proses pernikahan. Begitu banyak pertanyaan dikepala saya. Asli. Saya pengin tau, kenapa dia begitu mudahnya menerima lelaki itu. Ada apakan gerangan? Tentu suatu hal yang istimewa. Hingga dia bisa memutuskan menikah secepat ini. Tapi sayang, saya sedang sibuk sekali waktu itu (sok sibuk sih aslinya). Saya tidak bisa membantunya mempersiapkan pernikahan. Beberapa kali dia telfon saya untuk meminta pendapat tentang beberapa hal. Beberapa kali saya telfon dia untuk menanyakan perkembangan persiapan pernikahannya. That's all. Kita tenggelam dalam kesibukan masing-masing.
Saya menggambil cuti sejak H-2 pernikahannya. Selama cuti itu saya memutuskan untuk menginap dirumahnya. Jam 11 malam, H-1 kita baru bisa ngobrol -hanya- berdua. Hiruk pikuk persiapan akad nikah besok pagi, sungguh membelenggu kita. Padahal rencananya kita ingin ngobrol tentang banyak hal. Akhirnya, bisa juga kita ngobrol berdua. Ada banyak hal yang ingin saya tanyakan. Dia juga ingin bercerita banyak pada saya. Beberapa kali Mamanya mengetok pintu, meminta kita tidur.
"Aku gak bisa tidur." Dia memandang saya dengan wajah memelas. Saya paham kondisinya saat ini.
"Lampunya dimatiin aja, biar dikira kita dah tidur."
"Iya.. ya." Dia mematikan lampu neon kamar dan menggantinya dengan lampu kamar yang temaram. Kita melanjutkan ngobrol sambil berbisik-bisik. Suatu hal yang sudah lama sekali tidak kita lakukan. Kita berbicara banyak hal, tentang masa lalu dan impian-impian kita. Wajah sumringahnya terlihat jelas dalam keremangan kamar. Memunculkan aura cinta yang menerangi kamar saat itu. Hingga akhirnya terlontar juga sebuah pertanyaan yang selama ini saya pendam.
"Kenapa kamu memilih dia?" Dia tersenyum simpul lalu bangkit dari tidurnya sambil meraih HP dibawah bantalku. Berlahan dia membuka laci meja riasnya. Dengan bantuan nyala LCD HP dia mengais lembaran kertas didalamnya. Perlahan dia menutup laci kembali lalu menyerahkan selembar amplop pada saya. Saya menerima HP dari tangannya. Amplop putih panjang dengan kop surat perusahaan tempat calon suaminya bekerja. Apaan sih. Saya memandangnya tak mengerti. Eeh, dianya malah ngikik geli.
"Buka aja." Sebuah kertas saya tarik keluar. Kertas polos ukuran A4, saya menebak warnanya pasti putih hehehe. Saya membaca satu kalimat diatas dideretan paling atas.
"Busyet dah nih orang." Saya menggeleng-gelengkan kepala sambil menahan senyum. Sementara dia cuma ngikik melihat ekspresi saya. Saya memulai membacanya. Dan sampai saat inipun saya masih hapal dengan kata-katanya. Begini isi surat itu.

Kepada YTH
Calon istri saya, calon ibu anak-anak saya, calon anak Ibu saya dan calon kakak buat adik-adik saya
Di tempat
Assalamu'alaikum Wr Wb
Mohon maaf kalau anda tidak berkenan. Tapi saya mohon bacalah surat ini hingga akhir. Baru kemudian silahkan dibuang atau dibakar, tapi saya mohon, bacalah dulu sampai selesai.
Saya, yang bernama ...... menginginkan anda ...... untuk menjadi istri saya. Saya bukan siapa-siapa. Saya hanya manusia biasa. Saat ini saya punya pekerjaan. Tapi saya tidak tahu apakah nanti saya akan tetap punya pekerjaan. Tapi yang pasti saya akan berusaha punya penghasilan untuk mencukupi kebutuhan istri dan anak-anakku kelak. Saya memang masih kontrak rumah. Dan saya tidak tahu apakah nanti akan ngontrak selamannya. Yang pasti, saya akan selalu berusaha agar istri dan anak-anak saya tidak kepanasan dan tidak kehujanan. Saya hanyalah manusia biasa, yang punya banyak kelemahan dan beberapa kelebihan. Saya menginginkan anda untuk mendampingi saya. Untuk menutupi kelemahan saya dan mengendalikan kelebihan saya. Saya hanya manusia biasa. Cinta saya juga biasa saja. Oleh karena itu. Saya menginginkan anda mau membantu saya memupuk dan merawat cinta ini, agar menjadi luar biasa. Saya tidak tahu apakah kita nanti dapat bersama-sama sampai mati. Karena saya tidak tahu suratan jodoh saya. Yang pasti saya akan berusaha sekuat tenaga menjadi suami dan ayah yang baik. Kenapa saya memilih anda? Sampai saat ini saya tidak tahu kenapa saya memilih anda. Saya sudah sholat istiqaroh berkali-kali, dan saya semakin mantap memilih anda. Yang saya tahu, Saya memilih anda karena Allah. Dan yang pasti, saya menikah untuk menyempurnakan agama saya, juga sunnah Rasulullah. Saya tidak berani menjanjikan apa-apa, saya hanya berusaha sekuat mungkin menjadi lebih baik dari saat ini.
Saya mohon sholat istiqaroh dulu sebelum memberi jawaban pada saya. Saya kasih waktu minimal 1 minggu, maksimal 1 bulan. Semoga Allah ridho dengan jalan yang kita tempuh ini. Amin
Wassalamu'alaikum Wr Wb

Saya memandang surat itu lama. Berkali-kali saya membacanya. Baru kali ini saya membaca surat 'lamaran' yang begitu indah. Sederhana, jujur dan realistis. Tanpa janji-janji gombal dan kata yang berbunga-bunga. Surat cinta minimalis, saya menyebutnya :D. Saya menatap sahabat disamping saya. Dia menatap saya dengan senyum tertahan.
"Kenapa kamu memilih dia."
"Karena dia manusia biasa." Dia menjawab mantap. "Dia sadar bahwa dia manusia biasa. Dia masih punya Allah yang mengatur hidupnya. Yang aku tahu dia akan selalu berusaha tapi dia tidak menjanjikan apa-apa. Soalnya dia tidak tahu, apa yang akan terjadi pada kita dikemudian hari. Entah kenapa, Itu justru memberikan kenyamanan tersendiri buat aku."
"Maksudnya?"
"Dunia ini fana. Apa yang kita punya hari ini belum tentu besok masih ada. Iya kan? Paling gak. Aku tau bahwa dia gak bakal frustasi kalau suatu saat nanti kita jadi gembel. Hahaha."
"Ssttt." Saya membekap mulutnya. Kuatir ada yang tau kalau kita belum tidur. Terdiam kita memasang telinga. Sunyi. Suara jengkering terdengar nyaring diluar tembok. Kita saling berpandangan lalu cekikikan sambil menutup mulut masing-masing. "Udah tidur. Besok kamu kucel, ntar aku yang dimarahin Mama." Kita kembali rebahan. Tapi mata ini tidak bisa terpejam. Percakapan kita tadi masih terngiang terus ditelinga saya.
"Gik..."
"Tidur. Dah malam." Saya menjawab tanpa menoleh padanya. Saya ingin dia tidur, agar dia terlihat cantik besok pagi. Kantuk saya hilang sudah, kayaknya gak bakalan tidur semaleman nih.
Satu lagi pelajaran pernikahan saya peroleh hari itu. Ketika manusia sadar dengan kemanusiannya. Sadar bahwa ada hal lain yang mengatur segala kehidupannya. Begitupun dengan sebuah pernikahan. Suratan jodoh sudah tergores sejak ruh ditiupkan dalam rahim. Tidak ada seorang pun yang tahu bagaimana dan berapa lama pernikahnnya kelak. Lalu menjadikan proses menuju pernikahan bukanlah sebagai beban tapi sebuah 'proses usaha'. Betapa indah bila proses menuju pernikahan mengabaikan harta, tahta dan 'nama'. Embel-embel predikat diri yang selama ini melekat ditanggalkan. Ketika segala yang 'melekat' pada diri bukanlah dijadikan pertimbangan yang utama. Pernikahan hanya dilandasi karena Allah semata. Diniatkan untuk ibadah. Menyerahkan secara total pada Allah yang membuat skenarionya. Maka semua menjadi indah. Hanya Allah yang mampu menggerakkan hati setiap umat-NYA. Hanya Allah yang mampu memudahkan segala urusan. Hanya Allah yang mampu menyegerakan sebuah pernikahan. Kita hanya bisa memohon keridhoan Allah. Meminta-NYA mengucurkan barokah dalam sebuah pernikahan. Hanya Allah jua yang akan menjaga ketenangan dan kemantapan untuk menikah. Lalu, bagaimana dengan cinta? Ibu saya pernah bilang, Cinta itu proses. Proses dari ada, menjadi hadir, lalu tumbuh, kemudian merawatnya. Agar cinta itu bisa bersemi dengan indah menaungi dua insan dalam pernikahan yang suci. Witing tresno jalaran garwo(sigaraning nyowo), kalau diterjemahkan secara bebas. Cinta tumbuh karena suami/istri (belahan jiwa). Cinta paling halal dan suci. Cinta dua manusia biasa, yang berusaha menggabungkannya agar menjadi cinta yang luar biasa. Amin.

SESOSOK LELAKI SHOLEH

KRITERIA-KRITERIA LELAKI SHOLEH SEPERTI YANG DIMAKSUDKAN OLEH AL QURAN DAN AL HADIS:

1. Sentiasa taat kepada Allah swt dan Rasullulah saw.
2. Jihad Fisabilillah adalah matlamat dan program hidupnya.
3. Mati syahid adalah cita cita hidup yang tertinggi.
4. Sabar dalam menghadapi ujian dan cabaran dari Allah swt.
5. Ikhlas dalam beramal.
6. Kampung akhirat menjadi tujuan utama hidupnya.
7. Sangat takut kepada ujian Allah swt. dan ancamannya.
8. Selalu memohon ampun atas segala dosa-dosanya.
9. Zuhud dengan dunia tetapi tidak meninggalkannya.
10. Solat malam menjadi kebiasaannya.
11. Tawakal penuh kepada Allah taala dan tidak mengeluh kecuali kepada Allah swt
12. Selalu berinfaq samada dalam keadaan lapang mahupun sempit.
13. Menerapkan nilai kasih sayang sesama mukmin dan ukhwah diantara mereka.
14. Sangat kuat amar maaruf dan nahi mungkarnya.
15. Sangat kuat memegang amanah, janji dan kerahsiaan.
16. Pemaaf dan lapang dada dalam menghadapi kebodohan manusia, sentiasa saling membetulkan sesama ikhwan dan tawadhuk penuh kepada Allah swt.
17. Berkasih sayang dan penuh pengertian kepada keluarga.

Selain daripada ciri-ciri diatas, orang orang yang sholeh juga merupakan insan insan yang senantiasa mendapat ujian dan cubaan daripada Allah swt. setelah para nabi nabi dan orang orang yang mulia. Mereka menghadapi segala ujian tersebut dengan hati yang tabah dan tetap teguh dalam keimanan serta pendirian. Mereka tidak mudah menyerah kalah dari keganasan dan tekanan musuh.

Tugas tugas dan kewajipan Lelaki Sholeh:

1. Mencari nafkah (belanja hidup)
2. Berjihad Fisabilillah.
3. Melindungi dan membela kaum yang lemah dan tertindas.
4. Memimpin, mendidik dan berlaku adil terhadap isteri.

1. MENCARI NAFKAH

Tugas mencari nafkah diberatkan kepada kaum Lelaki kerana kelebihan dalam penciptaannya yang berupa kekuatan fizikal dan akal fikirannya. Oleh itu Lelaki mampu untuk bekerja keras untuk mencari nafkah, memberi perlindungan dan pertahanan maruah kehidupannya terutama kepada keluarga, agama, bangsa dan agamanya. Inilah sebabnya lelaki diangkat menjadi pemimpin bagi kaum wanita. Oleh itu, seorang lelaki muslim, lelaki dan suami yang sholeh, tidak akan melalaikan tugas ini. Ia wajib bekerja menurut apa sahaja kemampuannya. Dalam melaksanakan tugas ini, dia haruslah MEMBETULKAN NIATnya iaitu ikhlas untuk mencari keredhaan Allah swt. Dia tidak akan merasa MALU untuk melakukannya sebaliknya gembira dan berbangga terhadap pekerjaannya lebih lebih lagi perkara yang halal.

Lelaki sholeh tidak akan lupa untuk mengingati hari akhirat tetapi menjadikannya sebagai tujuan yang utama. dia bekerja didunia untuk mencari keuntungan di akhirat, bukannya mengejar keduniaan semata-mata. Dengan cara ini, usahanya akan sentiasa berhasil dan berjaya didunia dan akhirat. Seperti kata ulama Salaf yang bermaksud; “Wahai anak Adam! Juallah duniamu dengan akhirat, maka engkau akan UNTUNG semuanya, tetapi jangan engkau jual akhirat dengan dunia, maka engkau akan RUGI semuanya.”

“Bagi orang orang yang telah mengerjakan kewajipan agamanya dengan baik, kemudian terasa penat dan letih pada malamnya, sehingga tidak dapat mengerjakan amalan amalan sunnah, maka Allah dan RasulNya memberikan jaminan dengan ampunan sepanjang malam yang dilaluinya dengan tidur yang nyenyak”.

Inilah antara ganjaran yang akan dikurniakan kepada lelaki sholeh yang mencari nafkah dengan bersungguh sungguh. Terdapat dua cara orang berusaha mencari nafkah seperti yang dianjurkan oleh ISLAM.

Pertama: Hendaklah ia tidak melalaikan tugasnya terhadap Allah swt.dan janganlah ia meninggalkan nilai nilai yang LUHUR.

Kedua : Hendaklah dilakukan dengan cara yang halal, bersih dan tidak membawa apa apa kemudaratan kepada orang lain dan tidak pula bertentangan dengan peraturan-peraturan umum.

Antara cara cara pencarian harta yang diharamkan oleh Islam ialah:

1. Riba,
2. Penimbunan barang barang yang menjadi hajat orang ramai,
3. Perjudian dan perdagangan minuman keras,
4. Berlaku penipuan dalam penimbangan dan penukaran barang,
5. Mencuri
6. Memakan harta orang lain dengan cara yang bathil seperti yang diterangkan dalam surah An Nisa 4, ayat 29.

2. BERJIHAD FISABILILLAH

Jihad merupakan amal yang paling utama dan puncak ketinggian Islam. Tidak ada satu pun amalan sholeh yang dapat menandingi Jihad. Orang sholeh tidak sedikit pun merasa gentar dan takut apabila berjuang menegakkan agama Allah sebaliknya sentiasa tersenyum bangga menjadi seorang Pegawai Allah dengan gelaran paling indah iaitu MUJAHIDIN.

3. MELINDUNGI DAN MEMBELA KAUM YANG LEMAH DAN TERTINDAS

Sememangnya sejak akhir-akhir ini golongan kafir senantiasa mencari peluang untuk menindas dan menakluki negara-negara serta umat- umat Islam. Orang orang yang sholeh haruslah peka dan bersedia untuk bertindak balas supaya umat-umat Islam tidak akan ditindas dengan sewenang-wenangnya oleh golongan tersebut.

” Wahai lelaki sholeh…! tugas dan tanggungjawabmu bukanlah ringan, bayangkan langit dan gunung tidak mampu membawanya. Kamu sajalah yang akan tampil dan mampu menyelesaikan persoalan besar ini. Orang orang yang lemah dan sedang tertindas sentiasa menanti kehadiranmu. Mereka berdoa agar kamu segera tiba untuk menjadi pembela dan penolong bagi mereka.”

Inilah laungan yang senantiasa terdengar daripada golongan golongan yang tertindas dan mengharapkan bantuan. Oleh itu lelaki yang sholeh haruslah memainkan peranannya sebagai pembela agama sama ada secara langsung ataupun tidak langsung demi untuk mengekalkan kedaulatan agama Islam

4. MEMIMPIN DAN MENDIDIK ISTERI

1. Mengajar dan membimbing dengan cara yang baik sehingga isteri isteri yang tidak sholehah menyedari akan kesilapannya dan menukar cara hidupnya menjadi isteri sholehah.
2. Menangani isteri dengan bijaksana sehingga dia menyedari hakikat yang sebenarnya dan bersedia mengubahnya.

Demikianlah cara cara yang telah digariskan oleh Islam untuk mengatasi masaalah ketidaksesuaian suami isteri dalam kehidupan rumah tangga. Apabila menghadapi sebarang kesulitan, lelaki sholeh tidak akan cepat melatah dan bertindak menurut nafsu dan perasaan semata-mata tanpa mengambil kira perasaan orang lain. Lelaki sholeh akan bertindak dengan cara yang lebih efisien dan bijaksana dan senantiasa memohon petunjuk dari Allah swt. Dengan ini kebahagiaan rumahtangga akan dapat dikekalkan buat selama lamanya. Berlaku baik terhadap isteri, suami yang sholeh akan sentiasa menjaga kebajikan keluarganya terutama isterinya. Ia senantiasa menjaga hati dan perasaan pasangannya dan sentiasa menggembirakan isterinya. Mereka juga akan bertanggungjawab dalam menguruskan urusan rumahtangga, dan bekerjasama dengan isterinya.

Sabda Rasulullah: “Orang yang terbaik diantara kamu adalah orang yang terbaik terhadap isterinya, dan aku adalah orang yang terbaik diantara kamu terhadap isteriku.” ( HR Ibnu Majah )

Tauladan Rasulullah dalam kehidupan berkeluarga:

- Keadaan beliau sebagai suami dan ayah
- Kebiasaan beliau di tengah kehidupan bekeluarga
- Cinta kasih beliau terhadap isteri dan anak

Wallahu’alam…

* Di kutip dari Buku Karakteristik Lelaki Shalih

Artikel ini ditujukan buat sahabatku yang TAKUT MENIKAH namun sudah berani mendekati KAWIN

رَبِّ لا تَذَرْنِي فَرْدًا وَأَنْتَ خَيْرُ الْوَارِثِينَ
"Ya Tuhanku, janganlah Engkau membiarkan aku hidupku seorang diri, dan Engkaulah pewaris yang paling baik." (QS. Al-Anbiyai': 89).
Barangsiapa mengawini seorang wanita karena memandang kedudukannya maka Allah akan menambah baginya kerendahan, dan barangsiapa mengawini wanita karena memandang harta-bendanya maka Allah akan menambah baginya kemelaratan, dan barangsiapa mengawininya karena memandang keturunannya maka Allah akan menambah baginya kehinaan, tetapi barangsiapa mengawini seorang wanita karena bermaksud ingin meredam gejolak mata dan menjaga kesucian seksualnya atau ingin mendekatkan ikatan kekeluargaan maka Allah akan memberkahinya bagi isterinya dan memberkahi isterinya baginya. (HR. Bukhari)

"Nikah", tentunya kata ini sudah biasa keluar masuk melalui telinga kita. Rasa yang timbul dalam hati kita setelah mendengar kata nikahpun beraneka warna. Respon setiap orangpun akan berbeda-beda ketika ditanya perihal nikah. Ada yang menjawab dengan tegas"Pingin banget!!!", ada pula yang menjawabnya dengan tersendat-sendat "Pingin sih, tapi....", ada juga jawaban yang seger dan penuh semangat "Mau buru-buru nikah ah, mumpung masih muda!!!", ada pula yang bernada sinis "Ngapain buru-buru nikah, puas-puasin dulu masa muda!!!". Apapun respon dan tanggapan mengenai nikah ini, namun satu hal yang pasti..."Nikah adalah ritual dan ikatan suci".

Nikah, adalah sbuah harapan besar yang terkadang ada rasa takut untuk menemuinya. Rasa semacam itu adalah hal yang wajar, mengingat menikah adalah sebuah proses menyatukan dua orang yg berlainan karakter. Stlah menikah, kita akan melewati hari2 dgn sseorang yg memiliki perbedaan karakter, kebiasan, pola pikir, dan segudang perbedaan lainnya. Menikah menuntut seseorang untuk lebih bijaksana. Menikah sama saja dengan mengumumkan pernyataan untuk mau menerima kekurangan seseorang. Beban dan tanggung jawab seseorang akan bertambah, yg tadinya hanya memikul satu orang, setelah menikah maka ia akan memikul beban ganda bahkan berlipat-lipat setelah memiliki anak.

Menikah memang bukanlah sebuah ikatan yang remeh. Meskipun demikian, bukan berarti kita harus merasa terbebani dengan pernikahan. Ingatlah bahwa Allah akan menambahkan rizki seseorang yang telah menikah. Ingatlah akan janji Allah yang akan memberikan ketentraman kepada mereka yang telah menikah. Ingatlah, bahwa dengan menikah kehormatan dan kemaluan kita akan lebih terjaga.

"Dan diantara tanda-tanda kekuasaanNya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikanNya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir" (Ar-Ruum 21)

"Dan nikahkanlah orang-orang yang sendirian di antara kamu, dan orang-orang yang layak (menikah) dari hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan. JIKA MEREKA MISKIN ALLAH AKAN MENGKAYAKAN MEREKA DENGAN KARUNIANYA. Dan Allah Maha Luas (pemberianNya) dan Maha Mengetahui." (An Nuur 32)

"Wahai para pemuda, siapa saja diantara kalian yang telah mampu untuk kawin, maka hendaklah dia menikah. Karena dengan menikah itu lebih dapat menundukkan pandangan dan lebih menjaga kemaluan. Dan barang siapa yang belum mampu, maka hendaklah dia berpuasa, karena sesungguhnya puasa itu bisa menjadi perisai baginya" (HR. Bukhori-Muslim)
"Nikah itu sunnahku, barangsiapa yang tidak suka, bukan golonganku" (HR. Ibnu Majah, dari Aisyah r.a.). "Empat macam diantara sunnah-sunnah para Rasul yaitu : berkasih sayang, memakai wewangian, bersiwak dan menikah" (HR. Tirmidzi)

Dengan kedua Firman Allah dan sabda Rasulullah saw di atas, seyogyanya sudah tidak ada lagi ketakutan dalam diri kita untuk melengkapi setengah dien kita dengan menikah. Kita menikah bukan untuk melakukan kerusakan. Kita menikah untuk melaksanakan sunnah Rasulullah saw. Kita menikah untuk menjalankan perintah Allah swt.

MALAM PERTAMA
Sama halnya dengan nikah, Malam Pertama yang merupakan tindak lanjut yang tentunya ditunggu dengan harap2 cemas stelah akad nikah, ini jg menjadi spasang kata yg mampu menanamkan beberapa pasang rasa di hati mereka yang belum menikah, yg akan menikah, dan juga yang baru menikah. Ada rasa malu tapi mau, ada rasa takut tapi ditunggu2, ada rasa nyaman tapi kadang gelisah, dan segudang pasangan rasa lainnya.

Adab-adab Malam Pertama dan Bersenggama sesuai dengan Sunnah Rasulullah dan Al Quran:
Pertama: Pengantin pria hendaknya meletakkan tangannya pada ubun-ubun isterinya seraya mendo’akan baginya. Rasulullah bersabda : “Apabila salah seorang dari kamu menikahi wanita atau membeli seorang budak maka peganglah ubun-ubunnya lalu bacalah ‘basmalah’ serta do’akanlah dengan do’a berkah seraya mengucapkan: ‘Ya Allah, aku memohon kebaikannya dan kebaikan tabiatnya yang ia bawa. Dan aku berlindung dari kejelekannya dan kejelekan tabiat yang ia bawa.’”

Kedua: Hendaknya ia mengerjakan shalat sunnah dua raka’at bersama isterinya.
Hadits dari Abu Waail, Ia berkata, “Seseorang datang kepada ‘Abdullah bin Mas’ud radhiyallaahu ‘anhu, lalu ia berkata, ‘Aku menikah dengan seorang gadis, aku khawatir dia membenciku.’ ‘Abdullah bin Mas’ud berkata, ‘Sesungguhnya cinta berasal dari Allah, sedangkan kebencian berasal dari syaitan, untuk membenci apa2 yg dihalalkan Allah. Jika isterimu datang kepadamu, maka perintahkanlah untuk melaksanakan shalat dua raka’at di belakangmu. Lalu ucapkanlah (berdo’alah): “Ya Allah, berikanlah keberkahan kepadaku dan isteriku, serta berkahilah mereka dengan sebab aku. Ya Allah, berikanlah rizki kepadaku lantaran mereka, dan berikanlah rizki kepada mereka lantaran aku. Ya Allah, satukanlah antara kami (berdua) dalam kebaikan dan pisahkanlah antara kami (berdua) dalam kebaikan.”

Ketiga: Bercumbu rayu dengan penuh kelembutan dan kemesraan. Misalnya dengan memberinya segelas air minum atau yang lainnya.
Rasulullah saw yg mengajarkan hal tersebut dalam lingkaran pernikahan sejak baru menikah. Hadits riwayat Asma’ binti Yazid binti as-Sakan ra, ia berkata: “Saya merias ‘Aisyah untuk Rasulullah, setelah itu saya datangi dan saya panggil beliau supaya menghadiahkan sesuatu kepada ‘Aisyah. Beliau pun datang lalu duduk di samping ‘Aisyah. Ketika itu Rasulullah disodori segelas susu. Setelah beliau minum, gelas itu beliau sodorkan kepada ‘Aisyah. Tetapi ‘Aisyah menundukkan kepalanya dan malu2.” ‘Asma binti Yazid berkata: “Aku menegur ‘Aisyah dan berkata kepadanya, ‘Ambillah gelas itu dari tangan Rasulullah’ Akhirnya ‘Aisyah pun meraih gelas itu dan meminum isinya sedikit.”

Keempat: Berdo’a sebelum jima’ (bersenggama), yaitu ketika seorang suami hendak menggauli isterinya, hendaklah ia membaca do’a: “Dengan menyebut nama Allah, Ya Allah, jauhkanlah aku dari syaitan dan jauhkanlah syaitan dari anak yang akan Engkau karuniakan kepada kami.”
Rasulullah bersabda: “Maka, apabila Allah menetapkan lahirnya seorang anak dari hubungan antara keduanya, niscaya syaitan tidak akan membahayakannya selama-lamanya.”
Hendaknya, doa di atas senantiasa menjadi kebiasaan kita manakala hendak melakukan hubungan suami isteri. dengan demikian, niscaya pernikahan kita hanya akan melahirkan anak-anak yang sholeh dan sholehah.

Kelima: Suami boleh menggauli isterinya dengan cara bagaimana pun yang disukainya asalkan pada kemaluannya. Firman Allah yg artinya "Isteri-Isterimu adalah ladang bagimu, maka datangilah ladangmu itu kapan saja dengan cara yang kamu sukai. Dan utamakanlah (yang baik) untuk dirimu. Bertaqwalah kepada Allah dan ketahuilah bahwa kamu (kelak) akan menemui-Nya. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang yang beriman.” QS. Al-Baqarah : 223)

Ibnu ‘Abbas ra.berkata, “Pernah suatu ketika ‘Umar bin al-Khaththab ra. dtg kpd Rasulullah, lalu ia berkata, ‘Wahai Rasulullah, celaka saya.’ Beliau bertanya, ‘Apa yang membuatmu celaka?’ ‘Umar menjawab, ‘Saya membalikkan pelana saya tadi malam.’ Dan beliau shallallaahu ‘alaihi wa sallam tidak memberikan komentar apa pun, hingga turunlah ayat kepada beliau: “Isteri-Isterimu adalah ladang bagimu, maka datangilah ladangmu itu kapan saja dengan cara yang kamu sukai…” (QS. Al-Baqarah : 223)
Lalu Rasulullah bersabda: “Setubuhilah isterimu dari arah depan atau dari arah belakang, tetapi hindarilah (jgn engkau menyetubuhinya) di dubur dan ketika sedang haidh”.
Juga berdasarkan sabda Rasulullah “Silahkan menggaulinya dari arah depan atau dari belakang asalkan pada kemaluannya”.
Back to Messages Edit Subscriptions
Create an Ad
Insan Kamil November 12 at 5:24pm Reply
Keenam: Setelah melepaskan hajat biologisnya, janganlah seorang suami tergesa-gesa bangkit. Apabila suami telah melepaskan hajat biologisnya, janganlah ia tergesa-gesa bangkit hingga isterinya melepaskan hajatnya juga. Sebab dgn cara seperti itu terbukti dapat melanggengkan keharmonisan dan kasih sayang antara keduanya. Apabila suami mampu dan ingin mengulangi jima’ sekali lagi, maka hendaknya ia berwudhu’ terlebih dahulu.

Rasulullah bersabda: “Jika seseorang diantara kalian menggauli isterinya kemudian ingin mengulanginya lagi, maka hendaklah ia berwudhu’ terlebih dahulu.” Yang afdhal (lebih utama) adalah mandi terlebih dahulu. Hal ini berdasarkan hadits dari Abu Rafi’ ra. bahwasanya Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam pernah menggilir isteri-isterinya dalam satu malam. Beliau mandi di rumah fulanah dan rumah fulanah. Abu Rafi’ berkata, “Wahai Rasulullah, mengapa tidak dengan sekali mandi saja?” Beliau menjawab “Ini lebih bersih, lebih baik dan lebih suci.”

Ketujuh: Seorang Suami Boleh Mencampuri Isterinya Kapan Waktu Saja
Seorang suami dibolehkan jima’ (mencampuri) isterinya kapan waktu saja yang ia kehendaki; pagi, siang, atau malam. Bahkan, apabila seorang suami melihat wanita yang mengagumkannya, hendaknya ia mendatangi isterinya. Hal ini berdasarkan riwayat bahwasanya Rasulullah melihat wanita yang mengagumkan beliau. Kemudian beliau mendatangi isterinya yaitu Zainab ra yang sedang membuat adonan roti. Lalu beliau melakukan hajatnya (berjima’ dengan isterinya). Kemudian beliau bersabda, “Sesungguhnya wanita itu menghadap dalam rupa syaitan dan membelakangi dalam rupa syaitan. Maka, apabila sseorang dari kalian melihat seorang wanita (yg mengagumkan), hendaklah ia mendatangi isterinya. Karena yg demikian itu dapat menolak apa yang ada di dalam hatinya.”

Imam an-Nawawi rah. berkata : “ Dianjurkan bagi siapa yang melihat wanita hingga syahwatnya tergerak agar segera mendatangi isterinya kemudian menggaulinya untuk meredakan syahwatnya juga agar jiwanya menjadi tenang.” Akan tetapi, ketahuilah bahwa menahan pandangan itu wajib hukumnya, krna hadits tsb berkenaan dan berlaku untuk pandangan secara tiba2.

“Katakanlah kepada laki-laki yang beriman, agar mereka menjaga pandangannya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu lebih suci bagi mereka. Sungguh, Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat” (QS. An-Nuur : 30)
Dari Abu Buraidah, dari ayahnya ra. ia berkata, “Rasulullah bersabda kepada ‘Ali “Wahai ‘Ali, janganlah engkau mengikuti satu pandangan pandangan lainnya karena yang pertama untukmu dan yang kedua bukan untukmu”.

Kedelapan: Haram menyetubuhi isteri pada duburnya dan haram menyetubuhi isteri ketika ia sedang haidh/nifas. Firman Allah, "Dan mereka menanyakan kepadamu (Muhammad) tentang haidh. Katakanlah, ‘Itu adalah sesuatu yang kotor.’ Karena itu jauhilah isteri pd waktu haidh; dan janganlah kamu dekati sebelum mereka suci. Apabila mereka telah suci, campurilah mereka sesuai dengan (ketentuan) yang diperintahkan Allah kepadamu. Sungguh, Allah menyukai orang yang bertaubat dan mensucikan diri.” [Al-Baqarah : 222]
Juga sabda Rasulullah “Barangsiapa yang menggauli isterinya yang sedang haidh, atau menggaulinya pada duburnya, atau mendatangi dukun, maka ia telah kafir terhadap ajaran yang telah diturunkan kepada Muhammad shallallaahu ‘alaihi wa sallam.”

Juga sabda beliau shallallaahu ‘alaihi wa sallam: “Dilaknat orang yang menyetubuhi isterinya pada duburnya.”

Kesembilan: Haram Bersenggama ketika Isteri sedang Haid atau Nifas. Hal ini berdasarkan hadits Ibnu ‘Abbas ra. dari Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam tentang orang yang menggauli isterinya yang sedang haidh. Lalu Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda. “Hendaklah ia bershadaqah dengan satu dinar atau setengah dinar.” Apabila seorang suami ingin bercumbu dengan isterinya yang sedang haidh, ia boleh bercumbu dengannya selain pada kemaluannya. Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam. “Lakukanlah apa saja kecuali nikah (jima’/ bersetubuh).”

Pernikahan yang senantiasa diharapkan oleh setiap orang, tentunya sebuah pernikahan yang dapat berlanjut pada malam pertama. Kemudian pernikahan tersebut dapat langgeng, melahirkan anak-anak yang sholeh dan sholehah, dan tentunya sebuah pernikahan yang dapat menciptakan keluarga yang sakinah, mawaddah, dan warrohmah.

Ada sebagian orang, baik yang belum menikah, yang sudah menikah, maupun yang baru menikah, senantiasa mencari solusi agar mendapatkan tatacara bersenggama yang baik dan Malam Pertama yang indah. Ada yang datang ke pakar pernikahan atau pakar seks, bahkan ada pula yang melakukannya dengan jalan yang sangat keliru yaitu dengan memperbanyak menonton film porno. Justru dengan jalan yang salah inilah, maka pernikahan dan malam pertama tidak akan menjadi barokah, bahkan justru bisa saja menjadi ritual yang diwarnai dengan kekerasan seks. Terkadang, kita sebagai seorang muslim lupa akan tuntunan islam sendiri. Padahal, Islam telah membuka masalah pernikahan, malam pertama, dan bersenggama ini secara menyeluruh. Tentunya sebuah tuntunan yang akan membawa pernikahan kita kepada barokah dan kemaslahatan di dunia dan akhirat.

Sebagai manusia yang dilahirkan dengan nafsu, tentunya kita tidak dapat memungkiri akan kuatnya nafsu biologis yg kadang menyerang dan tidak ada obat yang paling mujarab untuk menangulangi masalah ini kecuali Nikah atau Puasa. Maka jika kita telah merasa mampu untuk menikah, mengapa tidak kita segerakan? Dan seandainya kita merasa belum mampu atau belum siap untuk menikah, maka kapankah perasaan siap itu akan datang? Rasa siap untuk menikah tidak akan datang, kecuali kita sendiri yang berusaha untuk mepersiapkannya. Bagaimana kita merasa siap untuk berlayar jika kita sendiri tidak pernah berusaha untuk mempersiapkannya. Mari persiapkan diri kita untuk menikah dengan memperbanyak ilmu agama dan ilmu nikah, serta usaha (mencari rizki dengan lebih giat) dan doa.

Jangan biarkan ketidaksiapan menikah membukakan pintu secara lebar kepada nafsu yang senantiasa menaungi kita. jangan biarkan ketakutan kita untuk menikah, menjadi angin segar bagi syeithon untuk menguasai hawa nafsu kita. Sekali lagi cegahlah hawa nafsu yang selalu berusaha untuk menguasaimu dengan menikah. Buatlah dirimu agar menjadi siap untuk berlayar dalam bahtera pernikahan. Sambut malam pertamamu dengan pernikahan. Arungi malam pertamamu dengan sampan islam.

رَبِّ إِنِّي لِمَا أَنْزَلْتَ إِلَيَّ مِنْ خَيْرٍ فَقِيرٌ
"Ya Tuhanku sesungguhnya aku sangat memerlukan sesuatu kebaikan yang Engkau turunkan kepadaku" (Al Qashash:24)

ROBBI HABLII MINLADUNKA ZAUJAN (ZAUJATAN) THOYYIBA WA YA KUUNAL SHOOHIBAN LII FIDDINII WADDUNYAA WAL AKHIROH (YA ROBB, BERIKANLAH AKU SUAMI (ISTRI) YANG BAIK, YANG BISA MENJADI SAHABATKU DALAM URUSAN AGAMAKU DI DUNIA DAN AKHIRAT...

Ya rabby...pertemukanlah jodoh saudara(i) ku ini dengan pasangan yg ENGKAU ridhoi . Mudahkan, lapangkan dan satukan mereka untuk membentuk perintah dan sunnah RasulMu hingga maut memisahkannya.... Amiiin.