My Album

My Album
Nice Snap shot

Friday, December 31, 2010

DOA AKHIR TAHUN

بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم
Bismillaahir-rahmaanir-rahiim
Wa sallallaahu ‘ala sayyidinaa wa maulaanaa Muhammadiw wa ‘alaa aalihi wa sahbihii wa sallam.
Allaahumma maa ‘amiltu fi haazihis-sanati mimmaa nahaitani ‘anhu fa lam atub minhu wa lam tardahuu
wa lam tansahuu wa halimta ‘alayya ba’da qudratika ‘alaa uquubati wa da’autani ilattaubati minhu
ba’da jur’ati alaa ma’siyatika fa inni astagfiruka fagfirlii wa maa ‘amiltu fiihaa mimma tardaahu wa
wa’attani ‘alaihis-sawaaba fas’alukallahumma yaa kariimu yaa zal-jalaali wal ikraam,an tataqabbalahuu

minni wa laa taqta’ rajaa’i minkaa yaa kariim, wa sallallaahu ‘alaa sayyidinaa Muhammadiw wa ‘alaa ‘aalihii wa sahbihii wa sallam

Artinya:

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
Semoga Allah melimpahkan rahmat dan keselamatan kepada junjungan kami nabi Muhammad SAW,
beserta para keluarga dan sahabatnya.
Ya Allah,segala yang telah ku kerjakan selama tahun ini dari apa yang menjadi larangan-Mu,sedang kami belum bertaubat,padahal Engkau tidak melupakannya dan Engkau bersabar (dengan kasih sayang-Mu), yang sesungguhnya Engkau berkuasa memberikan siksa untuk saya,dan Engkau telah mengajak saya untuk bertaubat sesudah melakukan maksiat.Karena itu ya Allah, saya mohon ampunan-Mu dan berilah ampunan kepada saya dengan kemurahan-Mu.
Segala apa yang telah saya kerjakan, selama tahun ini, berupa amal perbuatan yang Engkau ridhai

dan Engkau janjikan akan membalasnya dengan pahala, saya mohon kepada-Mu, wahai Dzat Yang Maha Pemurah, wahai Dzat Yang Mempunyai Kebesaran dan Kemuliaan,semoga berkenan menerima amal kami dan semoga Engkau tidak memutuskan harapan kami kepada-Mu, wahai Dzat Yang Maha Pemurah.
Dan semoga Allah memberikan rahmat dan kesejahteraan atas penghulu kami Muhammad,keluarga dan sahabatnya.

Amin yaa rabbal ‘alamin.

nb : Doa akhir tahun dibaca waktu Ashar, sesudah sholat Ashar.

Thursday, December 30, 2010

Tahun Baru Momentun tuk Bermuhasabah

Maha suci Allah yang telah menciptakan sistem siklus kehidupan, malam berganti siang, hari berlalu menyusun minggu, hitungan bulan membentuk tahun. Tahun baru 1 Muharram 1430 Hijrah kini tiba. Berbagai acara digelar untuk menyambutnya, seperti seminar, Tablig Akbar, diskusi dan lain sebagainya.
Tahun baru adalah momentum yang baik sebagai sarana untuk melakukan introspeksi diri muhasabah atau evaluasi diri, sejauh mana keinginan kita untuk menemukan dan memperbaiki berbagai kekurangan kita di masa lalu serta sejauh mana waktu dan kesempatan yang telah diberikan oleh Allah SWT dalam mengarungi kehidupan ini untuk dimanfaatkan dan lebih bermakna, berkaitan dengan hubungan manusia dengan Sang Khalik maupun antara manusia dengan sesama manusia serta alam semesta.
Pergantian tahun terkadang begitu saja berlalu, tanpa sedikitpun memberikan kesan dan pelajaran. Seolah-olah hidup tak lebih dari sekedar menikmati hak yang diberikan Allah SWT, tanpa nilai tanpa tanggungjawab.Betapa banyak peluang yang terbuang. Betapa banyaknya waktu berlalu tanpa nilai. Maha benar Allah dalam firman-Nya, “Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya menaati kebenaran dan menatapi kesabaran,” (QS.103:1-3).
Sejauh apa pun waktu ke depan, jauh lebih dekat daripada satu detik yang lalu.Karena waktu yang berlalu walaupun satu detik tidak akan bisa dimanfaatkan lagi dan tidak pernah kembali.Ia sudah jauh meninggalkan kita.Begitupun dengan berbagai kesempatan yang kita miliki. Kalau kesempatan itu lewat maka hilanglah sudah momentum yang bisa diambil, karena belum tentu kita bisa berjumpa pada hari esok.Kalau kita menganggap remeh sebuah ruang waktu, sebenarnya kita sedang membuang sebuah kesempatan. Kalau pergi, kesempatan tidak akan kembali. Ia akan pergi bersama berlalunya waktu.
Saatnya orang-orang beriman memaknai waktu.Orang beriman akan bilang waktu adalah pahala. Sejatinya memaknai waktu dengan berbagai aktifitas dakwah dan rutinitas beramal, baik amal ibadah maupun amal sosial.Rasulullah bersabda ” Sebaik-baik manusia ialah orang yang dipanjangkan umurnya dan banyak amal ibadahnya”.
Banyak hal yang bisa kita lakukan di dalam mengimplementasikan mengisi ruang waktu. Begitu banyak hal yang kita bisa perbuat di dalam memaknai dan mewarnai segala aspek kehidupan kita, dalam rangka pencapaian kualitas amal.Kondisi bangsa dan Negara yang dilanda krisis multi dimensi, krisis moral serta terjadinya peristiwa musibah dan bencana yang silih berganti, dapat dijadikan untuk bermuhasabah, kenapa hal itu bisa terjadi. Kalau kita mengutip syair Ebiet G Ade, bahwa peristiwa demi peristiwa itu terjadi karena “…mungkin tuhan mulai bosan melihat tingkah kita yang selalu salah dan bangga dengan dosa-dosa…”.
Keterpurukan kita saat ini sangat jelas antara lain karena terjadinya disharmoni hubungan komunikasi kita dengan Allah dan buruknya hubungan kita sesama, Buruknya muamalah kita sebenarnya berkaitan erat dengan renggangnya hubungan kita kepada Allah. Banyak dari kita berpaling dari-Nya, sehingga berakibat buruk nya pergaulan kita dengan sesama.Dengan semakin baiknya Hablun minallah wa hablun minannas akan membangun solidaritas dan soliditas yang tangguh.Atas dasar inilah Allah akan memberikan pertolongan kepada kita. Ingatlah sesungguhnya pertolongan Allah amatlah dekat,”(QS Al-Baqarah:214.)
Allah SWT dalam menimpakan peristiwa krisis multi dimensi, musibah dan bencana, tidak hanya pada hambanya yang kufur tetapi juga terjadi pada hambanya yang beriman.Kalau hal itu terjadi pada hambanya yang kufur, maka itu adalah azab.Akan tetapi kalau terjadi pada hambanya yang beriman, maka hal itu adalah ujian sampai sejauh mana hamba dapat menerima ujian dengan penuh kesabaran dan ketaqwaan.Akibat kesabaran itu Allah menjanjikan ganjaran surga hari kelak.
Menjelang pergantian tahun baru, perlu menjadi perenungan kita untuk bermuhasabah, Apakah kita termasuk orang-orang yang bergelimpangan dosa ?. kalau ya, sudah saatnya kita berhijrah kearah taubatan nasuha dalam rangka pencapaian kualitas keimanan dan ketaqwaan kita.Tetapi kalau kita termasuk golongan orang yang beriman maka sudah saatnya kita lebih meningkatkan ketaqwaan kita kepada Allah SWT .”Hai orang-orang yang beriman bertaqwalah kepada Allah, dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah ia perbuat untuk hari esok (akhirat),Sesungguhnya Allah maha mengetahui apa yang kamu kerjakan,” (QS Al-Hasyr:19).
Betapapun buruknya kondisi kita, Rasululullah SAW tidak pernah mengajarkan kepada ummatnya untuk putus asa, karena keikhlasan dan harapan menjemput keridhaan Allah SWT. Kekayaan inilah yang hilang dari tubuh ummat ini. Harus diakui para ulama dan aktifis dakwah nyatanya tidak cukup mengajarkan keikhlasan dalam bentuk kata-kata.Ironisnya lagi tak jarang berbagai dalil agama dikutip hanya untuk kepentingan sesaat. Sebab lain, adalah kelemahan iman yang menguasai hampir seluruh elemen ummat, baik lemah karena maksiat. Kelemahan akibat riya ataupun karena enggan berbuat.
Bagi yang tidak mengalami musibah dan bencana, terdapat hikmah dibalik peristiwa itu yang bisa dijadikan ajang dakwah dan berinvestasi amal, yakni membangkitkan semangat solidaritas dan kemanusiaan kita, membangkitkan perasaan empati dan keprihatinan dalam bentuk fikiran, waktu, tenaga dan materi kita terhadap sesama ummat.” Hai orang-orang yang beriman, sukakah kamu aku tunjukkan suatu perniagaan yang dapat menyelamatkan kamu dari azab yang pedih ? yaitu kamu beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwamu.Itulah yang lebih baik bagimu jika kamu mengetahuinya,”(QS Ash-Shaf:10-11).
Pergantian tahun sebenarnya memiliki makna berkurangnya jatah waktu, bertambahnya umur, semakin dekat dengan kematian dan semakin dekat dunia kiamat.Begitu banyak waktu terbuang, mengisi hari-hari hanya digunakan untuk santai, hura-hura, pesta pora, bahkan kadang digunakan untuk kemaksiatan,nauzubillahi min zalik. Betapa kita lebih mudah menghitung kelalaian dan kemaksiatan yang kita kerjakan daripada keshalihan yang kita tularkan .
Betapa banyak dosa yang telah menggumpal pekat dalam qalbu kita tanpa disadari. “Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa kepada Allah, lalu Allah menjadikan mereka lupa kepada diri mereka sendiri.Mereka itulah orang-orang yang fasik,” (QS Al-Hasyr: 19). Padahal kalau dihitung amal kita akan terlihat sedikit jika dibandingkan dengan kesibukan rutinitas kita. Umar bin Khattab pernah mengatakan “Hitunglah amalmu sebelum Allah SWT yang menghitungnya di hari hisab”.
Satu pertanyaan yang perlu menjadi perenungan kita, berapa banyak porsi waktu yang kita gunakan untuk beribadah dan beramal saleh kepada Allah SWT.Kuantitas dan kualitas amal sangat penting dipersiapkan dalam rangka menghadapi etafe kehidupan selanjutnya setelah kehidupan di dunia.”…Dan pada hari itu diperlihatkan neraka jahanam; dan pada hari itu ingatlah manusia, akan tetapi tidak berguna lagi mengingat itu baginya.Dia mengatakan : alangkah baiknya kiranya aku dahulu mengerjakan (amal saleh) untuk hidupku ini.” (QS 89:23-24).
Marilah kita menjadikan pergantian tahun sebagai Starting Point dalam peningkatan kualitas dan kuantitas amal kita dalam rangka pencapaian derajat keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT, semoga prestasi amal dalam segala aspek kehidupan kita jauh lebih baik daripada tahun-tahun sebelumnya.Dengan masuknya tahun baru hijriah, selayaknya dihayati secara khusus sebagai upaya kebersahajaan dari masing-masing kita untuk merenungkan kelalaian dan kekeliruan, seraya berfikir tentang perubahan bagi diri, keluarga, masyarakat dan negeri kita.
Selaksa harapan, kita bumbungkan untuk menjemput hari esok yang lebih cerah, tetap optimis, meski di tengah krisis multi dimensi. Hari ini jauh lebih baik dari hari kemarin dan hari esok jauh lebih baik dari hari ini.
Selamat Tahun Baru 2011

Monday, December 6, 2010

Prayer of Love at the beggining of the year (1 Muharram 1432H)

Ya Allah….

Seandainya telah Engkau catatkan… Dia milikku tercipta buatku… Satukanlah hatinya dengan hatiku… Titipkanlah kebahagian antara kami…. agar kemesraan itu abadi… Dan ya Allah… ya tuhanku yang maha mengasihi… Seiringkanlah kami melayari hidup ini… Ketepian yang sejahtera dan abadi…

Tetapi ya Allah… Seandainya telah Engkau takdirkan…. dia bukan miliku… Bawalah ia jauh dari pandanganku…. Luputkanlah ia dari ingatanku… Dan peliharalah aku dari kekecewaan….

Serta ya Allah ya tuhanku yang maha mengerti….

Berikanlah aku kekuatan… Melontar bayangannya jauh ke dada langit… Hilang bersama senja nan merah.. agarku bisa bahagia… Walaupun tanpa bersama dengannya…

Dan ya Allah yang tercinta… Gantillah yang telah hilang…. Tumbuhkanlah kembali yang telah patah… Walaupun tidak sama dengan dirinya…

Ya Allah ya tuhanku… Pasrahkanlah aku dengan takdirMu… Sesungguhnya apa yang telah Engkau takdirkan… Adalah yang terbaik buat ku…. karena Engkau maha mengetahui… Segala yang terbaik buat hamba Mu ini…

Ya Allah… Cukuplah Engkau sahaja yang menjadi pemeliharaku… Di dunia dan di akhirat… Dengarlah rintihan dari hamba Mu yang daif ini… Jangan engkau biarkan aku sendirian… Di dunia ini maupun di akhirat… Menjuruskan aku kearah kemaksiatan dan kemungkaran… Maka kurniakanlah aku seorang pasangan yang beriman… Supaya aku dan dia sama2 dapat membina Kesejahteraan hidup… Ke jalan yang Engkau ridhoi… dan kurniakanlah padaku keturunan yang soleh & solehah….

Amin.. Ya Rabbal A’lamin. .