My Album

My Album
Nice Snap shot

Monday, November 22, 2010

Special day: Tuesday, November 23th, 2010 (@2-3 a.m)

I would like to let everyone know that on this date is a extremely special day for me & him and we'll never forget this day.
I love U a lot 4131 E. :DDDDDDD

Sunday, November 21, 2010

Inspiring Story (Mengapa kau memilih Dia)

Semoga ini bisa jadi pertimbangan ketika kalian memilih siapa yg bakal jadi suami kalian nanti :D


Setiap kali ada teman yang mau menikah, saya selalu mengajukan pertanyaan yang sama. Kenapa kamu memilih dia sebagai suamimu/istrimu? Jawabannya sangat beragam. Dari mulai jawaban karena Allah hingga jawaban duniawi (cakep atau tajir :D manusiawi lah :P). Tapi ada satu jawaban yang sangat berkesan di hati saya. Hingga detik ini saya masih ingat setiap detail percakapannya. Jawaban salah seorang teman yang baru saja menikah. Proses menuju pernikahannya sungguh ajaib. Mereka hanya berkenalan 2 bulan. Lalu memutuskan menikah. Persiapan pernikahan hanya dilakukan dalam waktu sebulan saja. Kalau dia seorang akhwat, saya tidak akan heran. Proses pernikahan seperti ini sudah lazim. Dia bukanlah akhwat, sama seperti saya. Satu hal yang pasti, dia tipe wanita yang sangat berhati-hati dalam memilih suami. Trauma dikhianati lelaki membuat dirinya sulit untuk membuka diri. Ketika dia memberitahu akan menikah, saya tidak menanggapi dengan serius. Mereka berdua baru kenal sebulan. Tapi saya berdoa, semoga ucapannya menjadi kenyataan. Saya tidak ingin melihatnya menangis lagi.
Sebulan kemudian dia menemui saya. Dia menyebutkan tanggal pernikahannya. Serta memohon saya untuk cuti, agar bisa menemaninya selama proses pernikahan. Begitu banyak pertanyaan dikepala saya. Asli. Saya pengin tau, kenapa dia begitu mudahnya menerima lelaki itu. Ada apakan gerangan? Tentu suatu hal yang istimewa. Hingga dia bisa memutuskan menikah secepat ini. Tapi sayang, saya sedang sibuk sekali waktu itu (sok sibuk sih aslinya). Saya tidak bisa membantunya mempersiapkan pernikahan. Beberapa kali dia telfon saya untuk meminta pendapat tentang beberapa hal. Beberapa kali saya telfon dia untuk menanyakan perkembangan persiapan pernikahannya. That's all. Kita tenggelam dalam kesibukan masing-masing.
Saya menggambil cuti sejak H-2 pernikahannya. Selama cuti itu saya memutuskan untuk menginap dirumahnya. Jam 11 malam, H-1 kita baru bisa ngobrol -hanya- berdua. Hiruk pikuk persiapan akad nikah besok pagi, sungguh membelenggu kita. Padahal rencananya kita ingin ngobrol tentang banyak hal. Akhirnya, bisa juga kita ngobrol berdua. Ada banyak hal yang ingin saya tanyakan. Dia juga ingin bercerita banyak pada saya. Beberapa kali Mamanya mengetok pintu, meminta kita tidur.
"Aku gak bisa tidur." Dia memandang saya dengan wajah memelas. Saya paham kondisinya saat ini.
"Lampunya dimatiin aja, biar dikira kita dah tidur."
"Iya.. ya." Dia mematikan lampu neon kamar dan menggantinya dengan lampu kamar yang temaram. Kita melanjutkan ngobrol sambil berbisik-bisik. Suatu hal yang sudah lama sekali tidak kita lakukan. Kita berbicara banyak hal, tentang masa lalu dan impian-impian kita. Wajah sumringahnya terlihat jelas dalam keremangan kamar. Memunculkan aura cinta yang menerangi kamar saat itu. Hingga akhirnya terlontar juga sebuah pertanyaan yang selama ini saya pendam.
"Kenapa kamu memilih dia?" Dia tersenyum simpul lalu bangkit dari tidurnya sambil meraih HP dibawah bantalku. Berlahan dia membuka laci meja riasnya. Dengan bantuan nyala LCD HP dia mengais lembaran kertas didalamnya. Perlahan dia menutup laci kembali lalu menyerahkan selembar amplop pada saya. Saya menerima HP dari tangannya. Amplop putih panjang dengan kop surat perusahaan tempat calon suaminya bekerja. Apaan sih. Saya memandangnya tak mengerti. Eeh, dianya malah ngikik geli.
"Buka aja." Sebuah kertas saya tarik keluar. Kertas polos ukuran A4, saya menebak warnanya pasti putih hehehe. Saya membaca satu kalimat diatas dideretan paling atas.
"Busyet dah nih orang." Saya menggeleng-gelengkan kepala sambil menahan senyum. Sementara dia cuma ngikik melihat ekspresi saya. Saya memulai membacanya. Dan sampai saat inipun saya masih hapal dengan kata-katanya. Begini isi surat itu.

Kepada YTH
Calon istri saya, calon ibu anak-anak saya, calon anak Ibu saya dan calon kakak buat adik-adik saya
Di tempat
Assalamu'alaikum Wr Wb
Mohon maaf kalau anda tidak berkenan. Tapi saya mohon bacalah surat ini hingga akhir. Baru kemudian silahkan dibuang atau dibakar, tapi saya mohon, bacalah dulu sampai selesai.
Saya, yang bernama ...... menginginkan anda ...... untuk menjadi istri saya. Saya bukan siapa-siapa. Saya hanya manusia biasa. Saat ini saya punya pekerjaan. Tapi saya tidak tahu apakah nanti saya akan tetap punya pekerjaan. Tapi yang pasti saya akan berusaha punya penghasilan untuk mencukupi kebutuhan istri dan anak-anakku kelak. Saya memang masih kontrak rumah. Dan saya tidak tahu apakah nanti akan ngontrak selamannya. Yang pasti, saya akan selalu berusaha agar istri dan anak-anak saya tidak kepanasan dan tidak kehujanan. Saya hanyalah manusia biasa, yang punya banyak kelemahan dan beberapa kelebihan. Saya menginginkan anda untuk mendampingi saya. Untuk menutupi kelemahan saya dan mengendalikan kelebihan saya. Saya hanya manusia biasa. Cinta saya juga biasa saja. Oleh karena itu. Saya menginginkan anda mau membantu saya memupuk dan merawat cinta ini, agar menjadi luar biasa. Saya tidak tahu apakah kita nanti dapat bersama-sama sampai mati. Karena saya tidak tahu suratan jodoh saya. Yang pasti saya akan berusaha sekuat tenaga menjadi suami dan ayah yang baik. Kenapa saya memilih anda? Sampai saat ini saya tidak tahu kenapa saya memilih anda. Saya sudah sholat istiqaroh berkali-kali, dan saya semakin mantap memilih anda. Yang saya tahu, Saya memilih anda karena Allah. Dan yang pasti, saya menikah untuk menyempurnakan agama saya, juga sunnah Rasulullah. Saya tidak berani menjanjikan apa-apa, saya hanya berusaha sekuat mungkin menjadi lebih baik dari saat ini.
Saya mohon sholat istiqaroh dulu sebelum memberi jawaban pada saya. Saya kasih waktu minimal 1 minggu, maksimal 1 bulan. Semoga Allah ridho dengan jalan yang kita tempuh ini. Amin
Wassalamu'alaikum Wr Wb

Saya memandang surat itu lama. Berkali-kali saya membacanya. Baru kali ini saya membaca surat 'lamaran' yang begitu indah. Sederhana, jujur dan realistis. Tanpa janji-janji gombal dan kata yang berbunga-bunga. Surat cinta minimalis, saya menyebutnya :D. Saya menatap sahabat disamping saya. Dia menatap saya dengan senyum tertahan.
"Kenapa kamu memilih dia."
"Karena dia manusia biasa." Dia menjawab mantap. "Dia sadar bahwa dia manusia biasa. Dia masih punya Allah yang mengatur hidupnya. Yang aku tahu dia akan selalu berusaha tapi dia tidak menjanjikan apa-apa. Soalnya dia tidak tahu, apa yang akan terjadi pada kita dikemudian hari. Entah kenapa, Itu justru memberikan kenyamanan tersendiri buat aku."
"Maksudnya?"
"Dunia ini fana. Apa yang kita punya hari ini belum tentu besok masih ada. Iya kan? Paling gak. Aku tau bahwa dia gak bakal frustasi kalau suatu saat nanti kita jadi gembel. Hahaha."
"Ssttt." Saya membekap mulutnya. Kuatir ada yang tau kalau kita belum tidur. Terdiam kita memasang telinga. Sunyi. Suara jengkering terdengar nyaring diluar tembok. Kita saling berpandangan lalu cekikikan sambil menutup mulut masing-masing. "Udah tidur. Besok kamu kucel, ntar aku yang dimarahin Mama." Kita kembali rebahan. Tapi mata ini tidak bisa terpejam. Percakapan kita tadi masih terngiang terus ditelinga saya.
"Gik..."
"Tidur. Dah malam." Saya menjawab tanpa menoleh padanya. Saya ingin dia tidur, agar dia terlihat cantik besok pagi. Kantuk saya hilang sudah, kayaknya gak bakalan tidur semaleman nih.
Satu lagi pelajaran pernikahan saya peroleh hari itu. Ketika manusia sadar dengan kemanusiannya. Sadar bahwa ada hal lain yang mengatur segala kehidupannya. Begitupun dengan sebuah pernikahan. Suratan jodoh sudah tergores sejak ruh ditiupkan dalam rahim. Tidak ada seorang pun yang tahu bagaimana dan berapa lama pernikahnnya kelak. Lalu menjadikan proses menuju pernikahan bukanlah sebagai beban tapi sebuah 'proses usaha'. Betapa indah bila proses menuju pernikahan mengabaikan harta, tahta dan 'nama'. Embel-embel predikat diri yang selama ini melekat ditanggalkan. Ketika segala yang 'melekat' pada diri bukanlah dijadikan pertimbangan yang utama. Pernikahan hanya dilandasi karena Allah semata. Diniatkan untuk ibadah. Menyerahkan secara total pada Allah yang membuat skenarionya. Maka semua menjadi indah. Hanya Allah yang mampu menggerakkan hati setiap umat-NYA. Hanya Allah yang mampu memudahkan segala urusan. Hanya Allah yang mampu menyegerakan sebuah pernikahan. Kita hanya bisa memohon keridhoan Allah. Meminta-NYA mengucurkan barokah dalam sebuah pernikahan. Hanya Allah jua yang akan menjaga ketenangan dan kemantapan untuk menikah. Lalu, bagaimana dengan cinta? Ibu saya pernah bilang, Cinta itu proses. Proses dari ada, menjadi hadir, lalu tumbuh, kemudian merawatnya. Agar cinta itu bisa bersemi dengan indah menaungi dua insan dalam pernikahan yang suci. Witing tresno jalaran garwo(sigaraning nyowo), kalau diterjemahkan secara bebas. Cinta tumbuh karena suami/istri (belahan jiwa). Cinta paling halal dan suci. Cinta dua manusia biasa, yang berusaha menggabungkannya agar menjadi cinta yang luar biasa. Amin.

SESOSOK LELAKI SHOLEH

KRITERIA-KRITERIA LELAKI SHOLEH SEPERTI YANG DIMAKSUDKAN OLEH AL QURAN DAN AL HADIS:

1. Sentiasa taat kepada Allah swt dan Rasullulah saw.
2. Jihad Fisabilillah adalah matlamat dan program hidupnya.
3. Mati syahid adalah cita cita hidup yang tertinggi.
4. Sabar dalam menghadapi ujian dan cabaran dari Allah swt.
5. Ikhlas dalam beramal.
6. Kampung akhirat menjadi tujuan utama hidupnya.
7. Sangat takut kepada ujian Allah swt. dan ancamannya.
8. Selalu memohon ampun atas segala dosa-dosanya.
9. Zuhud dengan dunia tetapi tidak meninggalkannya.
10. Solat malam menjadi kebiasaannya.
11. Tawakal penuh kepada Allah taala dan tidak mengeluh kecuali kepada Allah swt
12. Selalu berinfaq samada dalam keadaan lapang mahupun sempit.
13. Menerapkan nilai kasih sayang sesama mukmin dan ukhwah diantara mereka.
14. Sangat kuat amar maaruf dan nahi mungkarnya.
15. Sangat kuat memegang amanah, janji dan kerahsiaan.
16. Pemaaf dan lapang dada dalam menghadapi kebodohan manusia, sentiasa saling membetulkan sesama ikhwan dan tawadhuk penuh kepada Allah swt.
17. Berkasih sayang dan penuh pengertian kepada keluarga.

Selain daripada ciri-ciri diatas, orang orang yang sholeh juga merupakan insan insan yang senantiasa mendapat ujian dan cubaan daripada Allah swt. setelah para nabi nabi dan orang orang yang mulia. Mereka menghadapi segala ujian tersebut dengan hati yang tabah dan tetap teguh dalam keimanan serta pendirian. Mereka tidak mudah menyerah kalah dari keganasan dan tekanan musuh.

Tugas tugas dan kewajipan Lelaki Sholeh:

1. Mencari nafkah (belanja hidup)
2. Berjihad Fisabilillah.
3. Melindungi dan membela kaum yang lemah dan tertindas.
4. Memimpin, mendidik dan berlaku adil terhadap isteri.

1. MENCARI NAFKAH

Tugas mencari nafkah diberatkan kepada kaum Lelaki kerana kelebihan dalam penciptaannya yang berupa kekuatan fizikal dan akal fikirannya. Oleh itu Lelaki mampu untuk bekerja keras untuk mencari nafkah, memberi perlindungan dan pertahanan maruah kehidupannya terutama kepada keluarga, agama, bangsa dan agamanya. Inilah sebabnya lelaki diangkat menjadi pemimpin bagi kaum wanita. Oleh itu, seorang lelaki muslim, lelaki dan suami yang sholeh, tidak akan melalaikan tugas ini. Ia wajib bekerja menurut apa sahaja kemampuannya. Dalam melaksanakan tugas ini, dia haruslah MEMBETULKAN NIATnya iaitu ikhlas untuk mencari keredhaan Allah swt. Dia tidak akan merasa MALU untuk melakukannya sebaliknya gembira dan berbangga terhadap pekerjaannya lebih lebih lagi perkara yang halal.

Lelaki sholeh tidak akan lupa untuk mengingati hari akhirat tetapi menjadikannya sebagai tujuan yang utama. dia bekerja didunia untuk mencari keuntungan di akhirat, bukannya mengejar keduniaan semata-mata. Dengan cara ini, usahanya akan sentiasa berhasil dan berjaya didunia dan akhirat. Seperti kata ulama Salaf yang bermaksud; “Wahai anak Adam! Juallah duniamu dengan akhirat, maka engkau akan UNTUNG semuanya, tetapi jangan engkau jual akhirat dengan dunia, maka engkau akan RUGI semuanya.”

“Bagi orang orang yang telah mengerjakan kewajipan agamanya dengan baik, kemudian terasa penat dan letih pada malamnya, sehingga tidak dapat mengerjakan amalan amalan sunnah, maka Allah dan RasulNya memberikan jaminan dengan ampunan sepanjang malam yang dilaluinya dengan tidur yang nyenyak”.

Inilah antara ganjaran yang akan dikurniakan kepada lelaki sholeh yang mencari nafkah dengan bersungguh sungguh. Terdapat dua cara orang berusaha mencari nafkah seperti yang dianjurkan oleh ISLAM.

Pertama: Hendaklah ia tidak melalaikan tugasnya terhadap Allah swt.dan janganlah ia meninggalkan nilai nilai yang LUHUR.

Kedua : Hendaklah dilakukan dengan cara yang halal, bersih dan tidak membawa apa apa kemudaratan kepada orang lain dan tidak pula bertentangan dengan peraturan-peraturan umum.

Antara cara cara pencarian harta yang diharamkan oleh Islam ialah:

1. Riba,
2. Penimbunan barang barang yang menjadi hajat orang ramai,
3. Perjudian dan perdagangan minuman keras,
4. Berlaku penipuan dalam penimbangan dan penukaran barang,
5. Mencuri
6. Memakan harta orang lain dengan cara yang bathil seperti yang diterangkan dalam surah An Nisa 4, ayat 29.

2. BERJIHAD FISABILILLAH

Jihad merupakan amal yang paling utama dan puncak ketinggian Islam. Tidak ada satu pun amalan sholeh yang dapat menandingi Jihad. Orang sholeh tidak sedikit pun merasa gentar dan takut apabila berjuang menegakkan agama Allah sebaliknya sentiasa tersenyum bangga menjadi seorang Pegawai Allah dengan gelaran paling indah iaitu MUJAHIDIN.

3. MELINDUNGI DAN MEMBELA KAUM YANG LEMAH DAN TERTINDAS

Sememangnya sejak akhir-akhir ini golongan kafir senantiasa mencari peluang untuk menindas dan menakluki negara-negara serta umat- umat Islam. Orang orang yang sholeh haruslah peka dan bersedia untuk bertindak balas supaya umat-umat Islam tidak akan ditindas dengan sewenang-wenangnya oleh golongan tersebut.

” Wahai lelaki sholeh…! tugas dan tanggungjawabmu bukanlah ringan, bayangkan langit dan gunung tidak mampu membawanya. Kamu sajalah yang akan tampil dan mampu menyelesaikan persoalan besar ini. Orang orang yang lemah dan sedang tertindas sentiasa menanti kehadiranmu. Mereka berdoa agar kamu segera tiba untuk menjadi pembela dan penolong bagi mereka.”

Inilah laungan yang senantiasa terdengar daripada golongan golongan yang tertindas dan mengharapkan bantuan. Oleh itu lelaki yang sholeh haruslah memainkan peranannya sebagai pembela agama sama ada secara langsung ataupun tidak langsung demi untuk mengekalkan kedaulatan agama Islam

4. MEMIMPIN DAN MENDIDIK ISTERI

1. Mengajar dan membimbing dengan cara yang baik sehingga isteri isteri yang tidak sholehah menyedari akan kesilapannya dan menukar cara hidupnya menjadi isteri sholehah.
2. Menangani isteri dengan bijaksana sehingga dia menyedari hakikat yang sebenarnya dan bersedia mengubahnya.

Demikianlah cara cara yang telah digariskan oleh Islam untuk mengatasi masaalah ketidaksesuaian suami isteri dalam kehidupan rumah tangga. Apabila menghadapi sebarang kesulitan, lelaki sholeh tidak akan cepat melatah dan bertindak menurut nafsu dan perasaan semata-mata tanpa mengambil kira perasaan orang lain. Lelaki sholeh akan bertindak dengan cara yang lebih efisien dan bijaksana dan senantiasa memohon petunjuk dari Allah swt. Dengan ini kebahagiaan rumahtangga akan dapat dikekalkan buat selama lamanya. Berlaku baik terhadap isteri, suami yang sholeh akan sentiasa menjaga kebajikan keluarganya terutama isterinya. Ia senantiasa menjaga hati dan perasaan pasangannya dan sentiasa menggembirakan isterinya. Mereka juga akan bertanggungjawab dalam menguruskan urusan rumahtangga, dan bekerjasama dengan isterinya.

Sabda Rasulullah: “Orang yang terbaik diantara kamu adalah orang yang terbaik terhadap isterinya, dan aku adalah orang yang terbaik diantara kamu terhadap isteriku.” ( HR Ibnu Majah )

Tauladan Rasulullah dalam kehidupan berkeluarga:

- Keadaan beliau sebagai suami dan ayah
- Kebiasaan beliau di tengah kehidupan bekeluarga
- Cinta kasih beliau terhadap isteri dan anak

Wallahu’alam…

* Di kutip dari Buku Karakteristik Lelaki Shalih

Artikel ini ditujukan buat sahabatku yang TAKUT MENIKAH namun sudah berani mendekati KAWIN

رَبِّ لا تَذَرْنِي فَرْدًا وَأَنْتَ خَيْرُ الْوَارِثِينَ
"Ya Tuhanku, janganlah Engkau membiarkan aku hidupku seorang diri, dan Engkaulah pewaris yang paling baik." (QS. Al-Anbiyai': 89).
Barangsiapa mengawini seorang wanita karena memandang kedudukannya maka Allah akan menambah baginya kerendahan, dan barangsiapa mengawini wanita karena memandang harta-bendanya maka Allah akan menambah baginya kemelaratan, dan barangsiapa mengawininya karena memandang keturunannya maka Allah akan menambah baginya kehinaan, tetapi barangsiapa mengawini seorang wanita karena bermaksud ingin meredam gejolak mata dan menjaga kesucian seksualnya atau ingin mendekatkan ikatan kekeluargaan maka Allah akan memberkahinya bagi isterinya dan memberkahi isterinya baginya. (HR. Bukhari)

"Nikah", tentunya kata ini sudah biasa keluar masuk melalui telinga kita. Rasa yang timbul dalam hati kita setelah mendengar kata nikahpun beraneka warna. Respon setiap orangpun akan berbeda-beda ketika ditanya perihal nikah. Ada yang menjawab dengan tegas"Pingin banget!!!", ada pula yang menjawabnya dengan tersendat-sendat "Pingin sih, tapi....", ada juga jawaban yang seger dan penuh semangat "Mau buru-buru nikah ah, mumpung masih muda!!!", ada pula yang bernada sinis "Ngapain buru-buru nikah, puas-puasin dulu masa muda!!!". Apapun respon dan tanggapan mengenai nikah ini, namun satu hal yang pasti..."Nikah adalah ritual dan ikatan suci".

Nikah, adalah sbuah harapan besar yang terkadang ada rasa takut untuk menemuinya. Rasa semacam itu adalah hal yang wajar, mengingat menikah adalah sebuah proses menyatukan dua orang yg berlainan karakter. Stlah menikah, kita akan melewati hari2 dgn sseorang yg memiliki perbedaan karakter, kebiasan, pola pikir, dan segudang perbedaan lainnya. Menikah menuntut seseorang untuk lebih bijaksana. Menikah sama saja dengan mengumumkan pernyataan untuk mau menerima kekurangan seseorang. Beban dan tanggung jawab seseorang akan bertambah, yg tadinya hanya memikul satu orang, setelah menikah maka ia akan memikul beban ganda bahkan berlipat-lipat setelah memiliki anak.

Menikah memang bukanlah sebuah ikatan yang remeh. Meskipun demikian, bukan berarti kita harus merasa terbebani dengan pernikahan. Ingatlah bahwa Allah akan menambahkan rizki seseorang yang telah menikah. Ingatlah akan janji Allah yang akan memberikan ketentraman kepada mereka yang telah menikah. Ingatlah, bahwa dengan menikah kehormatan dan kemaluan kita akan lebih terjaga.

"Dan diantara tanda-tanda kekuasaanNya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikanNya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir" (Ar-Ruum 21)

"Dan nikahkanlah orang-orang yang sendirian di antara kamu, dan orang-orang yang layak (menikah) dari hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan. JIKA MEREKA MISKIN ALLAH AKAN MENGKAYAKAN MEREKA DENGAN KARUNIANYA. Dan Allah Maha Luas (pemberianNya) dan Maha Mengetahui." (An Nuur 32)

"Wahai para pemuda, siapa saja diantara kalian yang telah mampu untuk kawin, maka hendaklah dia menikah. Karena dengan menikah itu lebih dapat menundukkan pandangan dan lebih menjaga kemaluan. Dan barang siapa yang belum mampu, maka hendaklah dia berpuasa, karena sesungguhnya puasa itu bisa menjadi perisai baginya" (HR. Bukhori-Muslim)
"Nikah itu sunnahku, barangsiapa yang tidak suka, bukan golonganku" (HR. Ibnu Majah, dari Aisyah r.a.). "Empat macam diantara sunnah-sunnah para Rasul yaitu : berkasih sayang, memakai wewangian, bersiwak dan menikah" (HR. Tirmidzi)

Dengan kedua Firman Allah dan sabda Rasulullah saw di atas, seyogyanya sudah tidak ada lagi ketakutan dalam diri kita untuk melengkapi setengah dien kita dengan menikah. Kita menikah bukan untuk melakukan kerusakan. Kita menikah untuk melaksanakan sunnah Rasulullah saw. Kita menikah untuk menjalankan perintah Allah swt.

MALAM PERTAMA
Sama halnya dengan nikah, Malam Pertama yang merupakan tindak lanjut yang tentunya ditunggu dengan harap2 cemas stelah akad nikah, ini jg menjadi spasang kata yg mampu menanamkan beberapa pasang rasa di hati mereka yang belum menikah, yg akan menikah, dan juga yang baru menikah. Ada rasa malu tapi mau, ada rasa takut tapi ditunggu2, ada rasa nyaman tapi kadang gelisah, dan segudang pasangan rasa lainnya.

Adab-adab Malam Pertama dan Bersenggama sesuai dengan Sunnah Rasulullah dan Al Quran:
Pertama: Pengantin pria hendaknya meletakkan tangannya pada ubun-ubun isterinya seraya mendo’akan baginya. Rasulullah bersabda : “Apabila salah seorang dari kamu menikahi wanita atau membeli seorang budak maka peganglah ubun-ubunnya lalu bacalah ‘basmalah’ serta do’akanlah dengan do’a berkah seraya mengucapkan: ‘Ya Allah, aku memohon kebaikannya dan kebaikan tabiatnya yang ia bawa. Dan aku berlindung dari kejelekannya dan kejelekan tabiat yang ia bawa.’”

Kedua: Hendaknya ia mengerjakan shalat sunnah dua raka’at bersama isterinya.
Hadits dari Abu Waail, Ia berkata, “Seseorang datang kepada ‘Abdullah bin Mas’ud radhiyallaahu ‘anhu, lalu ia berkata, ‘Aku menikah dengan seorang gadis, aku khawatir dia membenciku.’ ‘Abdullah bin Mas’ud berkata, ‘Sesungguhnya cinta berasal dari Allah, sedangkan kebencian berasal dari syaitan, untuk membenci apa2 yg dihalalkan Allah. Jika isterimu datang kepadamu, maka perintahkanlah untuk melaksanakan shalat dua raka’at di belakangmu. Lalu ucapkanlah (berdo’alah): “Ya Allah, berikanlah keberkahan kepadaku dan isteriku, serta berkahilah mereka dengan sebab aku. Ya Allah, berikanlah rizki kepadaku lantaran mereka, dan berikanlah rizki kepada mereka lantaran aku. Ya Allah, satukanlah antara kami (berdua) dalam kebaikan dan pisahkanlah antara kami (berdua) dalam kebaikan.”

Ketiga: Bercumbu rayu dengan penuh kelembutan dan kemesraan. Misalnya dengan memberinya segelas air minum atau yang lainnya.
Rasulullah saw yg mengajarkan hal tersebut dalam lingkaran pernikahan sejak baru menikah. Hadits riwayat Asma’ binti Yazid binti as-Sakan ra, ia berkata: “Saya merias ‘Aisyah untuk Rasulullah, setelah itu saya datangi dan saya panggil beliau supaya menghadiahkan sesuatu kepada ‘Aisyah. Beliau pun datang lalu duduk di samping ‘Aisyah. Ketika itu Rasulullah disodori segelas susu. Setelah beliau minum, gelas itu beliau sodorkan kepada ‘Aisyah. Tetapi ‘Aisyah menundukkan kepalanya dan malu2.” ‘Asma binti Yazid berkata: “Aku menegur ‘Aisyah dan berkata kepadanya, ‘Ambillah gelas itu dari tangan Rasulullah’ Akhirnya ‘Aisyah pun meraih gelas itu dan meminum isinya sedikit.”

Keempat: Berdo’a sebelum jima’ (bersenggama), yaitu ketika seorang suami hendak menggauli isterinya, hendaklah ia membaca do’a: “Dengan menyebut nama Allah, Ya Allah, jauhkanlah aku dari syaitan dan jauhkanlah syaitan dari anak yang akan Engkau karuniakan kepada kami.”
Rasulullah bersabda: “Maka, apabila Allah menetapkan lahirnya seorang anak dari hubungan antara keduanya, niscaya syaitan tidak akan membahayakannya selama-lamanya.”
Hendaknya, doa di atas senantiasa menjadi kebiasaan kita manakala hendak melakukan hubungan suami isteri. dengan demikian, niscaya pernikahan kita hanya akan melahirkan anak-anak yang sholeh dan sholehah.

Kelima: Suami boleh menggauli isterinya dengan cara bagaimana pun yang disukainya asalkan pada kemaluannya. Firman Allah yg artinya "Isteri-Isterimu adalah ladang bagimu, maka datangilah ladangmu itu kapan saja dengan cara yang kamu sukai. Dan utamakanlah (yang baik) untuk dirimu. Bertaqwalah kepada Allah dan ketahuilah bahwa kamu (kelak) akan menemui-Nya. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang yang beriman.” QS. Al-Baqarah : 223)

Ibnu ‘Abbas ra.berkata, “Pernah suatu ketika ‘Umar bin al-Khaththab ra. dtg kpd Rasulullah, lalu ia berkata, ‘Wahai Rasulullah, celaka saya.’ Beliau bertanya, ‘Apa yang membuatmu celaka?’ ‘Umar menjawab, ‘Saya membalikkan pelana saya tadi malam.’ Dan beliau shallallaahu ‘alaihi wa sallam tidak memberikan komentar apa pun, hingga turunlah ayat kepada beliau: “Isteri-Isterimu adalah ladang bagimu, maka datangilah ladangmu itu kapan saja dengan cara yang kamu sukai…” (QS. Al-Baqarah : 223)
Lalu Rasulullah bersabda: “Setubuhilah isterimu dari arah depan atau dari arah belakang, tetapi hindarilah (jgn engkau menyetubuhinya) di dubur dan ketika sedang haidh”.
Juga berdasarkan sabda Rasulullah “Silahkan menggaulinya dari arah depan atau dari belakang asalkan pada kemaluannya”.
Back to Messages Edit Subscriptions
Create an Ad
Insan Kamil November 12 at 5:24pm Reply
Keenam: Setelah melepaskan hajat biologisnya, janganlah seorang suami tergesa-gesa bangkit. Apabila suami telah melepaskan hajat biologisnya, janganlah ia tergesa-gesa bangkit hingga isterinya melepaskan hajatnya juga. Sebab dgn cara seperti itu terbukti dapat melanggengkan keharmonisan dan kasih sayang antara keduanya. Apabila suami mampu dan ingin mengulangi jima’ sekali lagi, maka hendaknya ia berwudhu’ terlebih dahulu.

Rasulullah bersabda: “Jika seseorang diantara kalian menggauli isterinya kemudian ingin mengulanginya lagi, maka hendaklah ia berwudhu’ terlebih dahulu.” Yang afdhal (lebih utama) adalah mandi terlebih dahulu. Hal ini berdasarkan hadits dari Abu Rafi’ ra. bahwasanya Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam pernah menggilir isteri-isterinya dalam satu malam. Beliau mandi di rumah fulanah dan rumah fulanah. Abu Rafi’ berkata, “Wahai Rasulullah, mengapa tidak dengan sekali mandi saja?” Beliau menjawab “Ini lebih bersih, lebih baik dan lebih suci.”

Ketujuh: Seorang Suami Boleh Mencampuri Isterinya Kapan Waktu Saja
Seorang suami dibolehkan jima’ (mencampuri) isterinya kapan waktu saja yang ia kehendaki; pagi, siang, atau malam. Bahkan, apabila seorang suami melihat wanita yang mengagumkannya, hendaknya ia mendatangi isterinya. Hal ini berdasarkan riwayat bahwasanya Rasulullah melihat wanita yang mengagumkan beliau. Kemudian beliau mendatangi isterinya yaitu Zainab ra yang sedang membuat adonan roti. Lalu beliau melakukan hajatnya (berjima’ dengan isterinya). Kemudian beliau bersabda, “Sesungguhnya wanita itu menghadap dalam rupa syaitan dan membelakangi dalam rupa syaitan. Maka, apabila sseorang dari kalian melihat seorang wanita (yg mengagumkan), hendaklah ia mendatangi isterinya. Karena yg demikian itu dapat menolak apa yang ada di dalam hatinya.”

Imam an-Nawawi rah. berkata : “ Dianjurkan bagi siapa yang melihat wanita hingga syahwatnya tergerak agar segera mendatangi isterinya kemudian menggaulinya untuk meredakan syahwatnya juga agar jiwanya menjadi tenang.” Akan tetapi, ketahuilah bahwa menahan pandangan itu wajib hukumnya, krna hadits tsb berkenaan dan berlaku untuk pandangan secara tiba2.

“Katakanlah kepada laki-laki yang beriman, agar mereka menjaga pandangannya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu lebih suci bagi mereka. Sungguh, Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat” (QS. An-Nuur : 30)
Dari Abu Buraidah, dari ayahnya ra. ia berkata, “Rasulullah bersabda kepada ‘Ali “Wahai ‘Ali, janganlah engkau mengikuti satu pandangan pandangan lainnya karena yang pertama untukmu dan yang kedua bukan untukmu”.

Kedelapan: Haram menyetubuhi isteri pada duburnya dan haram menyetubuhi isteri ketika ia sedang haidh/nifas. Firman Allah, "Dan mereka menanyakan kepadamu (Muhammad) tentang haidh. Katakanlah, ‘Itu adalah sesuatu yang kotor.’ Karena itu jauhilah isteri pd waktu haidh; dan janganlah kamu dekati sebelum mereka suci. Apabila mereka telah suci, campurilah mereka sesuai dengan (ketentuan) yang diperintahkan Allah kepadamu. Sungguh, Allah menyukai orang yang bertaubat dan mensucikan diri.” [Al-Baqarah : 222]
Juga sabda Rasulullah “Barangsiapa yang menggauli isterinya yang sedang haidh, atau menggaulinya pada duburnya, atau mendatangi dukun, maka ia telah kafir terhadap ajaran yang telah diturunkan kepada Muhammad shallallaahu ‘alaihi wa sallam.”

Juga sabda beliau shallallaahu ‘alaihi wa sallam: “Dilaknat orang yang menyetubuhi isterinya pada duburnya.”

Kesembilan: Haram Bersenggama ketika Isteri sedang Haid atau Nifas. Hal ini berdasarkan hadits Ibnu ‘Abbas ra. dari Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam tentang orang yang menggauli isterinya yang sedang haidh. Lalu Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda. “Hendaklah ia bershadaqah dengan satu dinar atau setengah dinar.” Apabila seorang suami ingin bercumbu dengan isterinya yang sedang haidh, ia boleh bercumbu dengannya selain pada kemaluannya. Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam. “Lakukanlah apa saja kecuali nikah (jima’/ bersetubuh).”

Pernikahan yang senantiasa diharapkan oleh setiap orang, tentunya sebuah pernikahan yang dapat berlanjut pada malam pertama. Kemudian pernikahan tersebut dapat langgeng, melahirkan anak-anak yang sholeh dan sholehah, dan tentunya sebuah pernikahan yang dapat menciptakan keluarga yang sakinah, mawaddah, dan warrohmah.

Ada sebagian orang, baik yang belum menikah, yang sudah menikah, maupun yang baru menikah, senantiasa mencari solusi agar mendapatkan tatacara bersenggama yang baik dan Malam Pertama yang indah. Ada yang datang ke pakar pernikahan atau pakar seks, bahkan ada pula yang melakukannya dengan jalan yang sangat keliru yaitu dengan memperbanyak menonton film porno. Justru dengan jalan yang salah inilah, maka pernikahan dan malam pertama tidak akan menjadi barokah, bahkan justru bisa saja menjadi ritual yang diwarnai dengan kekerasan seks. Terkadang, kita sebagai seorang muslim lupa akan tuntunan islam sendiri. Padahal, Islam telah membuka masalah pernikahan, malam pertama, dan bersenggama ini secara menyeluruh. Tentunya sebuah tuntunan yang akan membawa pernikahan kita kepada barokah dan kemaslahatan di dunia dan akhirat.

Sebagai manusia yang dilahirkan dengan nafsu, tentunya kita tidak dapat memungkiri akan kuatnya nafsu biologis yg kadang menyerang dan tidak ada obat yang paling mujarab untuk menangulangi masalah ini kecuali Nikah atau Puasa. Maka jika kita telah merasa mampu untuk menikah, mengapa tidak kita segerakan? Dan seandainya kita merasa belum mampu atau belum siap untuk menikah, maka kapankah perasaan siap itu akan datang? Rasa siap untuk menikah tidak akan datang, kecuali kita sendiri yang berusaha untuk mepersiapkannya. Bagaimana kita merasa siap untuk berlayar jika kita sendiri tidak pernah berusaha untuk mempersiapkannya. Mari persiapkan diri kita untuk menikah dengan memperbanyak ilmu agama dan ilmu nikah, serta usaha (mencari rizki dengan lebih giat) dan doa.

Jangan biarkan ketidaksiapan menikah membukakan pintu secara lebar kepada nafsu yang senantiasa menaungi kita. jangan biarkan ketakutan kita untuk menikah, menjadi angin segar bagi syeithon untuk menguasai hawa nafsu kita. Sekali lagi cegahlah hawa nafsu yang selalu berusaha untuk menguasaimu dengan menikah. Buatlah dirimu agar menjadi siap untuk berlayar dalam bahtera pernikahan. Sambut malam pertamamu dengan pernikahan. Arungi malam pertamamu dengan sampan islam.

رَبِّ إِنِّي لِمَا أَنْزَلْتَ إِلَيَّ مِنْ خَيْرٍ فَقِيرٌ
"Ya Tuhanku sesungguhnya aku sangat memerlukan sesuatu kebaikan yang Engkau turunkan kepadaku" (Al Qashash:24)

ROBBI HABLII MINLADUNKA ZAUJAN (ZAUJATAN) THOYYIBA WA YA KUUNAL SHOOHIBAN LII FIDDINII WADDUNYAA WAL AKHIROH (YA ROBB, BERIKANLAH AKU SUAMI (ISTRI) YANG BAIK, YANG BISA MENJADI SAHABATKU DALAM URUSAN AGAMAKU DI DUNIA DAN AKHIRAT...

Ya rabby...pertemukanlah jodoh saudara(i) ku ini dengan pasangan yg ENGKAU ridhoi . Mudahkan, lapangkan dan satukan mereka untuk membentuk perintah dan sunnah RasulMu hingga maut memisahkannya.... Amiiin.

Monday, November 15, 2010

Hikmah Dibalik Pengorbanan Nabi Ibrahim

HIKMAH DI BALIK PENGORBANAN NABI IBRAHIM AS (KHUTBAH IDUL ADHA)

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته



الله اكبر الله اكبر الله اكبر الله اكبر الله اكبر الله اكبر الله اكبر الله اكبر الله اكبر

الله اكبر كبيرا والحمد لله كثيرا وسبحان الله بكرة واصيلا

الحمد لله ا لذي جعل الاعياد موسما للخيرات وجعل لنا ما في الارص جميعا للعمارة وزع الحسنات

اشهد ان لا اله الا الله وحده لا شريك له خا لق الارض و السموات و اشهد ان محمدا عبده و رسوله الداعي الي دينه با وضح البينات

اللهم صل و سلم و بارك علي سيد الكائنات نبيينا محمد و علي اله و اصحابه والتابعين المجتهدين لنصرة الدين و ازالة المنكرات
ا ما بعد فاوصيكم واياي بتقوي الله و قد فاز المتقون
وقال الله تعالي في كتابه الكريم اعوذ بالله من ا لشيطان ا لرجيم و اذن فى الناس با لحج يأ توك رجالا و علي كل ضامر يأ تين من كل فج عميق صدق الله ا لعظيم
Kaum muslimin dan muslimat yang berbahagia

Marilah kita bersama-sama memanjatkan puji syukur kehadhirat Allah swt, karena dengan rahmat-Nya jua, kita, di pagi yang cerah ini dan dengan hati penuh sukacita, dapat berkumpul dalam rangka melaksanakan salah satu suruhan agama kita, yaitu shalat Idul Adha. . Pada hari ini, sekitar tiga juta jemaah haji di Tanah Suci telah berada di Mina setelah sehari sebelumnya melakukan wukuf di Arafah. Di Tanah Air dan di mana saja di permukaan bumi ini terdapat umat Islam, kaum Muslimin melakukan shalat Idul Adha, dan kemudian dilanjutkan dengan meneyembelih hewan kurban.

Menyembelih hewan kurban yang mempunyai nilai ibadah itu mengingatkan kita akan kisah yang bersumber dari Al-Qur’an tentang tekad Nabi Ibrahim as menyembelih anaknya Ismail as guna memenuhi perintah Tuhan, yang bunyinya:

فلما بلغ معه السعى قال يا بنى انى ارى فى المنام انى اذبحك فا نظر ماذا ترى قال يا ابت افعل ما تؤمر ستجدنى ان شاء الله من الصابرين فلما اسلما وتله للجبين و ناديناه ان يااا برهيم قد صدت الرؤيا انا كذلك نجزى المحسنين ان هاذا لهو البلاء المبين و فديناه بذبح عظيم (ألصافات 1.3 – 1.7)

Ayat ini menjelaskan bahwa Nabi Ibrahim as dalam tidurnya bermimpi menyembelih anaknya sendiri, Ismail as. Bagi seorang Nabi, mimpi adalah wahyu dan ini berarti ia mendapat perintah menyembelih anaknya itu. Perintah itu disampaikannya kepada Ismail as dan meminta pendapatnya. Tanpa ragu-ragu sang anak meminta sang bapak melaksanakan perintah Tuhan itu.

Maka tejadilah peristiwa yang sama sekali tidak dapat diterima akal. Sang bapak bersama sang anak keluar dari rumah menuju tempat penyembelihan. Dalam perjalanan, kedua anak beranak itu digoda syaitan dengan maksud agar keduanya mengabaikan perintah Tuhan, akan tetapi tidak mereka hiraukan dan mereka bahkan melemparnya..

Kisah kedua orang yang berhati teguh itu kemudian mencapai titik puncak: sang bapak siap menyembelih dan sang anak siap disembelih. Ketika mata pisau diletakkan di leher sang anak, maka pada detik yang amat kritis itu Tuhan berbuat lain. Kedua insan itu dinilai telah melaksanakan perintah_Nya dengan sepenuh hati dan untuk itu pantas diberi imbalan. Dengan kekuasaan-Nya dan tanpa disadari oleh Nabi yang patuh itu, Tuhan mengganti tubuh Ismail as dengan seekor kibasy, sehingga sang anak luput dari penyembelihan. Bila hari ini kita melakukan penyembelihan hewan kurban, ibadah ini merujuk pada pengorbanan Nabi yang patuh dan teguh hati itu.

Kisah kedua insan itu sudah amat sering kita dengar dan sudah menjadi pengetahuan umum, namun hikmah atau pelajaran apa yang dapat kita tarik dari padanya? Paling tidak tiga hal dapat kita sebut. Pertama , sebagai seorang Mukmin, kita tidak akan dibiarkan mengaku beriman begitu saja tanpa diuji oleh Tuhan. Bahkan seorang Nabi pun tidak luput dari ujian itu, suatu ujian yang amat berat. Adakah ujian yang lebih berat dari pada harus menyembelih anak sendiri? Terhadap kita, ada dua macam ujian Tuhan., yaitu berupa nikmat dan berupa musibah. Ujian berupa nikmat antara lain disebutkan di dalam firman Tuhan berikut ini:

و هو الذى جعلكم خلائف الارض و رفع بعضكم فوق بعض درجات ليبلوكم فيما اتاكم ان ربك سريع العقاب وانه لغفور رحيم (الانعام 165)

“Dan Dialah yang menjadikan kamu penguasa-penguasa di bumi, dan dia meninggikan sebagian kamu atas sebagian (yang lain)beberapa derajat untuk menguji tentang apa yang diberikan-Nya kepada kamu. Sesungguhnya Tuhanmu amat cepat siksaan-Nya dan sesungguhnya Dia maha pengampun lagi maha penyayang”

Apa yang diberikan Tuhan kepada kita disebut nikmat, dan alangkah banyaknya nikmat itu sehingga tidak terhitung jumlahnya, seperti kekayaan, keturunan, kekuasaan, kesehatan, kepintaran dan sebagainya. Seseorang dikatakan lulus ujian Tuhan bila ia mensyukuri nikmat-Nya itu dengan cara menggunakannya sesuai dengan kehendak-Nya. Sebaliknya seseorang disebut gagal ujian bila ia menggunakan nikmat berlawanan dengan kehendak-Nya. Orang itu disebut kufur nikmat atau ingkar nikmat.

Maka tergolong kufur nikmat orang yang menggunakan kekayaannya untuk berbuat durhaka kepada Tuhan, atau berlaku tidak adil dalam menggunakan kekuasaan yang dimiliki, atau menggunakan kepintaran untuk menipu dan membodohi orang lain, dan sebagainya. Cepat atau lambat ia kan menerima siksaan Tuhan sebagaimana ditegaskann-Nya:.

لئن شكرتم لازيدنكم و لئن كفرتم ان عذابى لشديد (ابرهيم 7)

“Demi jika kamu bersyukur niscaya akan Aku tambah (nikmat-Ku) untukmu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku) azab-Ku amatlah pedih”

Azab itu sudah pasti akan dialami di akhirat kelak, akan tetapi tidak jarang azab itu diperlihatkan Tuhan di dunia ini dalam pelbagai bentuk. Bila anak yang seharusnya menghormati dan berbuat baik kepada kita bertingkah laku melecehkan dan mengecewakan kita, tidakkah itu suatu siksaan? Bila harta dan kekuasaan yang seharusnya membahagiakan kita malah membuat kita tidak tenteram, tidakkah itu suatu azab? Oleh karena itulah kita perlu selalu menyikapi nikmat Tuhan dengan cara melakukan mawas diri seperti yang diperlihatkan Nabi Sulaiman as. Setiap kali menerima nikmat Tuhan beliau berkata: “Ini karunia dari Tuhanku, untuk menguji apakah aku akan bersyukur atau berkufur”

Selain berbentuk nikmat, ujian Tuhan, seperti tadi disebut, bisa berupa musibah seperti dijelaskan-Nya:

و لنبلونكم بشىء من الخوف و الجوع ونقص من الاموال و الانفس و الشمرات و بشر الصابرين (البقرة 155)

“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar”

Petani yang gagal panen, pedagang yang bangkrut, karyawan yang kehilangan pekerjaan, penduduk yang ditimpa musibah banjir, masyarakat yang kehilangan rasa aman, bangsa yang didera multi krisis dsb. adalah wujud dari ujian Tuhan. Namun ujian Tuhan itu kadang-kadang merupakan akibat dari ulah kita jua. Ambillah musibah banjir sebagai contoh. Musibah itu melanda kita akibat perilaku yang secara serampangan membabat hutan.

Dalam hal ujian jenis kedua ini kita dituntut bersabar sebagaimana diisyaratkan dalam ayat di atas. Sabar bukan hanya berarti tabah dalam menghadapi kesulitan tetapi di samping tabah kita dituntut pula berusaha untuk keluar dari kesulitan itu dengan disertai doa. Jadi, sikap menyerah pada nasib tanpa berusaha membebaskan diri jeratan masalah, bukanlah sikap orang sabar. Orang yang sabar dengan demikian bukanlah orang yang pasif, tetapi sebaliknya dinamis. Kalau Al-Qur’an mngatakan “sesunggunya Allah bersama orang-orang yang sabar”, maka yang dimaksud adalah orang sabar yang dinamis itu

Kaum muslimin dan muslimat yang berbahagia.

Pelajaran kedua dari pengorbanan Nabi Ibrahim as menyangkut niat (motivasi) dalam beribadah. Para mubaligh mengajarkan agar kita ikhlas dalam beribadah, artinya semata-mata mengharapkan ridha Allah swt, tidak dicampuri oleh motivasi lain. Niat yang ikhlas itulah yang mendorong Nabi Ibrahim as sampai tega menyembelih anak sendiri. Dan atas dasar niat yang ikhlas itu pulalah Tuhan mengembalikan kepada sang pemiliik nikmat yang nyaris luput darinya itu.

Beribadah secara ikhlas itu tidaklah mudah karena manusia rawan digoda oleh motivasi lain seperti tergambar dari sebuah Hadits yang amat popular, mengenai hijrah.

انما لاعمال بالنيات و انما لكل امرئ ما نوى

“Seungguhnya amal itu tergantung pada niat, dan setiap orang akan memperoleh sesuai dengan yang diniatkannya”. Lanjutan Hadits ini menyebutkan tentang orang yang hijrah karena mengejar harta (dunia) atau mengincar wanita. Mereka akan memperoleh apa yang dikejar atau diincar itu, tetapi tidak akan mendapat pahala hijrah.

Demikianlah pula dengan kita ketika melakukan ibadah, baik ibadah mahdhah maupun ibadah sosial. Bila kita misalnya berinfaq dengan niat agar dipuji orang (disebut riya’) atau agar mendapat nama baik (disebut sum’ah) kita mungkin mendapat pujian dan nama baik itu, tetapi tidak mendapat imbalan dari Tuhan. Infaq yang didasari riya’ ibarat debu di atas batu yang licin. Sedikit saja ditimpa hujan rintik-rintik, ia akan lenyap tanpa bekas, begitu Al-Qur’an membuat tamsil. Begitu besar mudharat riya’ dan sum’ah itu sampai-sampai Nabi Muhammad saw sebelum melaksanakan ibadah haji berdoa’: “Ya Allah, berilah aku kemampuan melakukan ibadah haji tanpa riya’ dan tanpa sum’ah”. Kalau Nabi saja mewaspadai kedua sifat tercela itu, apatah lagi kita.

Kaum mislimin dan muslimat yang berbahagia.

Pelajaram ketiga berkaitan dengan hubungan antara bapak dan anak. Ketika Nabi Ibrahim as memberitahukan kepada Ismail tentang peneyembelihan itu, sang anak pasrah, tanpa memperlihatkan sikap penolakan. Al-Qur’an juga menyebutkan, kedua anak beranak itu kemudian bahu membahu membangun ka’bah yang menjadi kiblat umat Islam. Ini terjadi karena sang anak memahami benar maksud ayat yang bunyinya:

: واعبدوا الله و لا تشركوا به شيا وبا لوالوين احسانا (النساء 36)
“Dan sembahlah Allah, jangan persekutukan Dia dengan sesuatu apapun, dan berbuat baiklah kepada kedua orang tuamu”
Berbuat baik kepada orang tua dalam ayat ini disenafaskan penyebutannya dengan beribadah kepada Tuhan, suatu indikasi betapa Tuhan memandang tinggi posisi orang tua di dalam keluarga. Posisi yang tinggi itu mengharuskan orang tua memnbentuk anak-anak berkeperibadian muslim, yaitu anak-anak yang bertaqwa kepada Tuhan dan sekaligus berbakti kepadaNya. Kita menyebutnya anak yang saleh. Nabi Ibrahim as berhasil membentuk anak yang saleh itu, terbukti dengan kepasrahan anaknya untuk disembelih sebagai pemenuhan perintah Tuhan, serta kerelaan anaknya membantunya membangun ka’bah.

Dewasa ini, oleh beberapa faktor, tidak sedikit orang tua yang gagal membentuk anak-anak yang saleh itu. Terdapat anak-anak yang kurang menghormati orang tua bahkan ada yang tega membunuhnya. Terdapat kaum remaja yang terlibat tindak pidana kejahatan, pencurian kendaraan bermotor, misalnya. Sekitar sepuluh tahun lalu, di Jakarta, 70% pengguna narkoba adalah pelajar dan mahasiswa. Kini obat terlarang itu sudah masuk ke desa-desa dan bahkan pesantren Berita lain yang sangat mengejutkan adalah berita mengenai 50.000 anak-anak perempuan di bawah usia 16 tahun yang terlibat dunia pelacuran.

Kita seharusnya tidak hanya menyalahkan perilaku mereka akan tetapi juga melakukan mawas diri oleh karena mereka pertama-tama adalah produk dari lingkungan keluarga, baru kemudian lingkungan sosialnya. Maka perlu dipertanyakan apakah ada upaya kita membentuk keluarga yang harmonis di mana masing-masing anggota saling menghargai dan memahami posisi masing? Apakah kita melakukan komunikasi dengan anak –anak untuk mengetahui masalah mereka dan mendiskusikan solusinya?

Oleh tuntutan pekerjaan, sebagian kita, terutama di kota-kota besar, tidak memiliki waktu yang cukup untuk berkomunikasi dengan mereka. Akibatnya, hubungan antara orang tua dan anak-anak menjadi kurang akrab. Situasi seperti itu membuat mereka mencari pelarian di luar rumah dengan segala dampak yang ditimbulkannya seperti gangguan terhadap keamanan dan ketertiban masyarakat. Terdapat pula keluarga-keluarga kaya yang mewujudkan kasih sayang kepada anak dengan memberinya uang saku dalam jumlah tidak biasa. Ini mendorong mereka untuk misalnya mengkonsumsi narkoba. Beberapa tahun lalu, seorang pimpinan pesantren yang merehabilitasi anak-anak korban narkoba mengatakan bahwa sebagian besar anak-anak yang dirawatnya berasal dari keluarga yang secara ekonomi mampu, sehingga ia berkesimpulaan terdapat korelasi postif antara penderita narkoba dengan status sosial-ekonomi sang bapak, yaiut kelas menengah ke atas. Kini pengguna narkoba sudah terdapat pada keluarga dengan status social- ekonomi yang lebih rendah. Selanjutnya, modernisasi memberi peluang yang sama antara kaum laki-laki dan kaum perempuan berkiprah dalam berbagai aspek kehidupan. Namun demikian, kaum perempuan haruslah tidak melupakan kodratnya sebagai ibu dari anak-anaknya. Secara psikologis, kaum ibu lebih dekat dengan anaknya karena dialah yang mengandung, melahirkan, menyusui dan membesarkan mereka. suatu beban yang amat berat. Oleh karena itulah Nabi memberikan penghargaan yang tinggi kapada kum ibu dengan mengatakan bahwa sorga terletak di bawah telapak kaum ibu, dan bahwa seorang anak berbuat baik lebih dulu kepada ibu dan kemudian :baru kepada bapak. Penghormatan yang tinggi kepada kaum ibu ini hendaknya memotivasi mereka agar di samping mengembangkan karirnya, juga tetap mendidik anak-anaknya.

Kaum muslimin dan muslimat yang berbahagia

Seperti tahun-tahun lalu Idul Adha kali ini dirayakan oleh sebagian kaum Muslimin dalam suasana prihatin. Puluhan juta orang menganggur dan puluhan juta orang pula hidup di bawah garis kemiskinan. Tanpa pekerjaan dan perut lapar orang bisa terdorong melakukan tindak kejahatan seperti penjambretan, penipuan, perampokan, pencurian dan perampasan termasuk pencurian dan perampasan atas kenderaan bermotor serta tindak kejahatan lainnya. Keamanan masyarakat terusik sementara rasa aman merupakan salah satu kebutuhan manusia. Mengapa kondisi buruk ini terjadi? Jawabannya beragam, tergantung pada pendekatan yang digunakan.

Dari sudut pandang agama, lemahnya penegakan hukum menjadi penyebab timbulnya kondisi ini sebagaimana difahami dari Hadits Nabi berikut ini

ﺍ نما ١ﻫلك ١ﻠﻨﻴﻥ ﻤﻥ ﻘﺒﻠﻜﻢ ﻜﺎﻧﻮﺍ ﺍﺫﺍ ﺳﺮﻖ ﺍﻠﺷﺮﻳﻑ ﺘﺮﻛﻮﺍﺍﻠﺤﺪ

ﻮ ﺍﺬ ﺍ ﺴﺮﻖ ﺍﻠﺿﻌﻒ ﺍﻗﺍﻤﻮﺍ ﺍﻠﺣﺪ ﻮ ﺍﻠﻨﻯ ﻧﻓﺲ ﻤﺤﻤﺪ ﺑﻳﺪﻩ ﻠﻮ ﺴﺮﻗﺖ ﻔﺍﻄﺔ ﺒﻧﺖ ﻤﺤﺪ ﻠﻗﻄﻌﺖ ﻴﺪﻫﺎ

Artinya:”Sesungguhnya yang membuat binasa orang-orang sebelum kami adalah bila yang mencuri orang besar hukum diabaikan , dan bila yang mencuri orang kecil hukum ditegakkan, Demi Allah, jika Fatimah binti Muhammad mencuri akan Aku potong tangannya”

Berdasarkan ilmu yang diberikan langsung oleh Tuhan kepada Nabi, beliau mengetahui apa yang telah dan bakal terjadi. Mengenai masa lalu beliau mengungkapkan bahwa kebinasaan umat terdahulu disebabkan karena tidak tegaknya hukum segara berkeadilan. Khalifah Ali bin Abi Thalib begitu terobsesi oleh keadilan ini sampai-sampai khalifah keempat itu mengeluarkan pernyataan berikut. : “Allah akan menegakkan negeri yang adil meskipun kafir, dan tidak akan menegakkan negeri yang tidak adil meskipun Islam”.

Kebenaran pernyataan khalifah itu dapat dibuktikan secara empiris. Ambillah Singapura sebagai contoh, negara yang mayoritas penduduknya tidak beragama Islam, Meski miskin sumber daya alam, negara pulau itu merupakan salah satu negara termakmur di dunia. Ada beberapa faktor penyebab, di antaranya hukum ditegakkan secara konsisten dan tanpa pandang bulu. Negara tetangga itu tercatat sebagai negara Asia yang paling bersih dari korupsi..

Contoh lain adalah Republik Rakyat Cina. Negara berpenduduk lebih dari satu milyar dan yang resminya masih menganut ideologi komunis itu, oleh para pengamat diramalkan bakal menjadi kekuatan utama ekonomi dunia pada tahun 2020, mengungguli Amerika dan Jepang. Salah satu faktor penyebabnya sama dengan Singapura: penegakan hukum. Mantan Perdana Menteri Zou Ronji menyiapkan 100 buah peti mati untuk para koruptor yang divonis hukumani mati. Salah satu peti mati itu bahkan diuntukkan bagi dirinya sendiri, bila ia melakukan perilaku terkutuk itu. Dalam kenyatannya, beberapa koruptor memang dihukum mati, termasuk seorang Wakil Ketua DPR, sementara dia tetap bersih dari korupsi.

Bagaimana di Indonesia? Negeri ini juga mengalami dampak negatif akibat krisis ekonomi global yang bermula di Amerika Serikat. Pengangguran dan kemiskinan yang belum terentaskan, misalnya, adaalah contoh krisis ekonomi itu. Maka tidak ada jalan lain bagi kita kecuali menegakkan hukum secara berkeadilan dalam mengelola negara. Mengapa? Ambillah pengurangan pengangguran sebagai contoh. Pengangguran akan berkurang bila diciptakan lapangan kerja. Lapangan kerja tercipta bila dilakukan investasi. Modal dalam negeri tidak mencukupi guna melakukan investasi itu. Kita harus mengundang investor asing. Mereka akan datang bila setidaknya terpenuhi tiga syarat : infra struktur yang memadai, keamanan yang terjamin serta kepastian hukum. Kepastian hukum terjadi bila hukum ditegakkan secara konsisten, berkeadilan .tanpa pilih kasih. Dengan penjelasan singkat ini jelas terdapat keterkaitan antara Hadits Nabi tadi dengan dengan upaya mengurangi pengangguran. Bila dianalisis lebih jauh, keterkaitan itu akan tampak pula dalam bidang-bidang lain, sehingga dapat disimpulkan bahwa penegakan hukum yang berkeadilam mendjadi syarat mutlak bagi keberhasilan pembanunan.

اللهم اغفر للمسوالمين والمسلما ت والمؤمنين والمؤمنا ت الاحياء منهم لاموات

ربنا هب لنا من ا زواجنا و من ذريا تنا قرة اعين واجعلنا للمتقين اماما

ربنا لا تؤا خذ نا ان نسينا ا و اخطا نا

ربنا ولاتحمل علينا اصرا كما حملته علي الذين من قبلنا

ربنا ولا تحملنا ما لا طا قة لنا به واعف عنا واغفرلنا وارحمنا

انت مولانا فا نصرنا علي القوم الكافرين

ربنا لا تزغ قلوبنا بعد اذ هديتنا وهب لنا من لدنك رحمة انك انت الوهاب

ربنا اتنا في الدنيا حسنة و في الاخرة حسنة و قنا عذا ب النا ر

الله اكبر الله اكبر الله اكبر وما الحمد الا لله رب العا لمين

Monday, November 8, 2010

Beasiswa Ke Amerika

INDONESIA ENGLISH LANGUAGE STUDY PROGRAM (IELSP)

“Frequently Asked Questions”





1. What is IELSP?



The Indonesia English Language Study Program is a scholarship program sponsored by the United States Department of State which offers opportunity to Indonesian university students to join intensive English training programs at the American universities for 8 (eight) weeks.



The main objective of the program is to improve the English language proficiency (English for Academic Purposes) of the participating students. Also, this program aims to provide the students with an enhanced understanding of American society and culture, as well as the opportunity to develop their critical thinking skills.



2. Who can apply?

IELSP is open for third-year and fourth-year undergraduate students from any university in Indonesia from any field of study. Applicants must be 19 – 24 years of age, and must have good English with minimum score 450 for TOEFL® score, either the International TOEFL® or the TOEFL® ITP. Applicants must be willing to participate in an intensive course for eight weeks in the United States.



3. What are the requirements?

- age between 19 – 24, and

- still enrolled as undergraduate student, at least on the fifth semester (the 3rd year) in any field of study from any university in Indonesia

- have a good English proficiency with minimum score 450 for TOEFL® score, either the International TOEFL® or the TOEFL® ITP

- possess good academic record

- active in organization or other activities

- committed to returning to your home university immediately after the program

- mature, responsible, independent, confident, open-minded, tolerant, thoughtful and inquisitive





4. How do I apply?



In order to apply, applicants can obtain the application form at Indonesian International Education Foundation (IIEF), Menara Imperium Lt. 28 Suite B, Jl. HR Rasuna Said Kav 1, Jakarta 12980. The application form can be downloaded from the IIEF website at www.iief.or.id. The application form can be photocopied.





5. What document should I prepare for the application?



The applicants have to attach these documents in the application form:

- Completed and signed IELSP application form

- One (1) color photograph 4 x 6 cm – affix it in the provided box

- One (1) copy of valid Identification Card (KTP)

- An official letter of enrollment from university

- One (1) certified copy of your university transcript records from semesters 1 to 4

If you are a 3rd year student or from semesters 1 to 6 if you are the 4th year student or above

- One (1) copy of high school diploma

- One (1) copy of high school transcript record (STTB)

- At least one (1) Letter of Reference from Faculty Member (use the attached from, and put it in a sealed envelope), preferably from your English teacher at the university.

Attention: please do not send the letter separately. It must be attached to the application form

- One (1) copy of TOEFL®ITP or International TOEFL® score





6. Where do I send the application form?



Mail the completed application forms are to:



Indonesian International Education Foundation (IIEF)

Menara Imperium Lt. 28 Suite B

Jl. H.R. Rasuna Said Kav. 1 Kuningan

Jakarta 12980

(Please write IELSP on the right upper corner of the envelope)



7. When is the deadline?

For the Eighth batch, the deadline for IIEF to receive the application is October 18 2010.





8. Do I have to own a passport and a visa prior to applying?



Applicants are not required to have a passport and US visa prior to applying. US visa for selected grantees will be arranged by IIEF. The next batch is scheduled to depart on February/March 2011.



9. Where can I get the information?



For more information please contact:



Indonesian International Education Foundation (IIEF)

Menara Imperium 28th Fl, Suite B

Jl. H.R. Rasuna Said Kav. 1 Kuningan Jakarta 12980

Telp: +6221 – 831 7330, Fax: +6221 – 831 7331 (office hours)

Email: scholarship@iief.or.id Alamat e-mail ini dilindungi dari spambot, anda harus memampukan JavaScript untuk melihatnya